JAKARTA - Rakyat cenderung menghilangkan rasa hormat pada pemimpinnya saat ada kesalahan yang dilakukan. Padahal menghormati pemimpin adalah sebuah kewajiban bagaimanapun kondisi yang terjadi.
Saat seorang pemimpin yang dipilih rakyat berada pada jalan keliru, wajib hukumnya untuk saling mengingatkan. Ini adalah inti kalimat yang pernah diucapkan almarhum K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur seperti diunggah akun resmi NU.
"Bagaimanapun seorang pemimpin yang dipilih oleh rakyat itu haruslah dihormati. Bahkan ketika dianggap salah pun tetap harus dihormati sebagai seorang pemimpin rakyat," kata almarhum Gus Dur.
Sepotong Kisah Perjalanan Gus Dur Bersama Kakeknya, Mbah Bisri Syansuri https://t.co/pQdAE1FA48 pic.twitter.com/iM7HiEkReb
— NU Online (@nu_online) June 23, 2017
Saat masih hidup, Gus Dur sempat diajak untuk berkunjung pada seorang kepala desa non muslim oleh sang kakek, Mbah Bisri Syansuri. Ini menunjukkan bahwa penghormatan itu tak pandang perbedaan agama maupun suku.
Dalam ciutannya, akun resmj NU ini memang mengenang terhadap perjalanan dua tokoh agama beda generasi tersebut. Di dalamnya dikisahkan bagaimana penghormatan itu ada dan wajib meski seorang pemimpin berada dalam kekeliruan.
"Sepotong Kisah Perjalanan Gus Dur Bersama Kakeknya, Mbah Bisri Syansuri,"
(edh)