JAKARTA - Aktor senior Pong Harjatmo terkenal kritis saat menyikapi kebijakan pemerintah yang tak pro kepada rakyat. Sebagai seniman, dirinya juga berharap, seniman muda saat ini bisa makin kritis melebih dirinya.
"Dulu ada Gombloh dan Franky Sihalatua ada kritik, terus juga ada Iwan Fals. Harusnya sekarang juga, untuk bisa kritis dengan cara mereka sendiri," kata Pong dalam acara Acara Dengerin Gue 1 Oktober 1965 Kesaktian Atau Pengkhianatan, di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan.
Pong berkaca dari kiblat musik dunia, Amerika Serikat misalnya. Banyak musisi yang konsen mengkritisi kebijakan pemerintah lewat musik rock. Tak hanya indie, tetapi juga masuk major label.
"Di barat itu juga ada kok, lagu yang membela kebenaran rakyat, tapi kebanyakan rock. Rock syairnya kadang tajam-tajam. Di sini kaya mau puasa aja, lagu religi banyak. Yang biasa nyanyi pop lari ke religi. Harusnya kalau 17 Agustus dan hari-hari pahlawan, bikin juga dong lagu yang membangkitkan nasionalisme bangsa," sambungnya tegas.
Aktor kelahiran Solo, 13 September 1942 itu berharap musisi dan label bisa bekerja sama. Produser tak harus melulu mengikut pangsa pasar. Tetapi juga menciptakan pasar sendiri yang menanungi musik-musik kritis.
(rik)