Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mira Lesmana Jadi Kepala Sekolah di Makassar SEAScreen

Arpan Rachman , Jurnalis-Selasa, 04 September 2012 |17:14 WIB
Mira Lesmana Jadi Kepala Sekolah di Makassar SEAScreen
Mira Lesmana (Foto: ist)
A
A
A

MAKASSAR- Sebanyak 20 film-maker pemula asal Indonesia Timur menimba ilmu dari sutradara dan produser ternama di Asia Tenggara dalam ajang Makassar SEAScreen (South East Asian Screen Film Academy).

Makassar SEAScreen yang digelar Rumah Budaya Rumata (RBR) akan berlangsung sampai Jumat 6 September mendatang. Acara ini merupakan kegiatan berbagi pengetahuan tentang film berupa pertemuan kelas, lokakarya, pemutaran, dan belajar memproses produksi film dari penyutradaraan hingga menjadi produser. Di samping itu, diadakan pula pemutaran film di Fort Rotterdam, Jalan Ujung Pandang No 1, Makassar.

"Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong pembuat film pemula di Indonesia Timur untuk merealisasikan ide-ide mereka dengan terfokus pada inisiatif yang independen dan berciri lokalitas di bawah bimbingan pembuat film terbaik dari Asia Tenggara," kata Abdi Karya, Operational Manager RBR, kepada wartawan, Selasa (4/9/2012).

Diuraikan, Makassar SEAScreen akan menjadi kegiatan tahunan RBR demi menggagas ide seni dan budaya sebagai bagian penting bagi identitas Kota Makassar. Sutradara Mira Lesmana bertindak sebagai kepala sekolah sekaligus penyusun kurikulum perfilman di Makassar SEAScreen ini.

Sedangkan sutradara asal Asia Tenggara yang menjadi pengajar antara lain Phillip Cheah (Singapura), Kan Lume (Singapura), John Torres (Filipina), Aditya Assarat (Thailand), Tan Chui Mui (Malaysia), Mouly Surya (Indonesia), dan Lola Amaria (Indonesia).

"Banyak generasi muda di Indonesia Timur yang tertarik pada budaya dan seni termasuk penggarapan film di dalamnya. Kehadiran Rumata akan menjadi salah satu ruang untuk mengekspresikannya," ujar Riri Riza, sutradara yang ikut terlibat dalam Rumata Artspace - jejaring kreatif yang diinisiasi penulis Lily Yulianti Farid ini.

RBR juga mengadakan program Artist in Residence dengan tajuk 'Auto Cartoon Makassar' yang menghadirkan pelukis Belanda, Gertjan Zuilhof, sebagai residen pertama.

Zuilhof yang menawarkan konsep seni rupa bernama Auto Cartoon (disingkat: Auto-toon) memiliki teknik menggambar secara spontan mengenai obyek yang dilihatnya berdasarkan ide yang melintas di kepalanya. Gertjan akan menggambar pelbagai objek yang didapatinya di Kota Makassar melalui sudut pandang artistiknya. Dia akan menetap di Makassar selama 30 hari.

(rik)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita celebrity lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement