Ditemui di lokasi yang sama, Muhammad M Fikri selaku Event & Branding Manager The Papandayan, menceritakan asal mula acara ini.
"Kami memiliki kampanye The Papandayan Jazz yang bertujuan memberikan panggung bagi musisi jazz yang saat ini kesulitan menemukan tempat untuk tampil. Tanpa panggung yang memadai, regenerasi musisi jazz menjadi cukup sulit. Karena itu, kami memulai Jazz Weekly sebagai wadah untuk mendukung mereka," ujar Fikri kepada Okezone.com.
Dari kegiatan ini, menurut Fitri, muncul ide untuk mengadakan The Papandayan Jazz Fest sejak 2015.
"Festival Jazz ini terus berkembang, bahkan di masa Covid, kami tetap menyelenggarakan acara, meskipun secara hybrid. Pada saat itu, kami melakukan terobosan baru. Tidak hanya memberikan panggung, tetapi juga melakukan regenerasi musisi jazz melalui kompetisi The Papandayan International Online Jazz Competition, yang kini sudah memasuki tahun kelima," ucap Fikri, yang pernah lolos Top 24 Indonesian Idol 2018.
Menurut Fikri, acara tersebut diselenggarakan secara hybrid, dimulai dengan sesi audisi, dilanjutkan dengan semifinal, dan ditutup dengan grand final. Beberapa juri yang terlibat dalam kompetisi ini, antara lain Barry Likumahuwa, Hari Pochang, Venche Manuhutu, Nita Aartsen, Kostas Patsiotis, dan Henk Kraaijeveld.
"Seiring perkembangannya, kami menambahkan penilaian. Ternyata, musik jazz ini bisa bertransformasi dan partisipannya juga semakin beragam. Tidak hanya dari lokal, tetapi juga internasional," ucap Fikri.
Terkait The Papandayan Jazz Fest, Fikri menyebutkan bahwa acara ini direncanakan digelar pada 4 dan 5 Oktober 2025.
"Di acara ini, tidak hanya konser musik yang akan kami hadirkan. Berbeda dengan festival lainnya, kami akan mengadakan opening ceremony dan memberikan penghargaan kepada musisi yang kami anggap sebagai legend," ucap Fikri, yang juga menyebutkan bahwa sekitar 100 musisi akan terlibat dalam acara tersebut.
(tty)