Seperti album Jabat Erat, album ini dirilis secara independen lewat Heavy Rain Records, label milik Indra, Iwan, Ipul dan Aang. Didistribusikan secara digital oleh MK Records. Melanjutkan tradisi keenam album sebelumnya, album ini juga tersedia dalam format fisik.
Secara musikal, The Rain semakin terlihat nyaman menjelajahi berbagai warna baru. Album ini terdiri dari 12 lagu, masing-masing dengan karakter yang unik. Salah satu lagu, "Mendengar Kabar," yang dirilis sebagai single bersamaan dengan peluncuran album, memiliki nuansa seperti lagu pop Indonesia produksi akhir 80-an yang seolah tersimpan di lemari studio selama lebih dari tiga dekade dan baru sekarang dirilis. Sentuhan retro tersebut memberikan kesan nostalgia yang kuat dan menyegarkan.
“Kami sudah membayangkan banyak yang akan kaget ketika tahu The Rain muncul dengan warna seperti ini,” ujar Aang tentang single Mendengar Kabar.
“Tapi itulah salah satu hal yang membuat berkarya tetap menyenangkan selama lebih 20 tahun ini. Bertualang bersama lewat lagu-lagu baru yang kami garap berempat, tanpa takut kehilangan identitas,” kata Aang.
The Rain tetap mengandalkan kekuatan lirik sederhana dalam menyampaikan pesan di tiap lagu. “Seperti mendengar seorang teman yang sedang bercerita,” ujar Ipul.
Tema lagu-lagu di album ini sangat beragam. Di Perantauan bercerita tentang suka duka anak rantau. Salam dari Ibumu bercerita tentang upaya mundur dari sebuah friend zone yang membingungkan. Rencana Berbahaya, Upaya Maksimal dan Ujung Pertemuan merupakan bagian dari Tetralogi Jono dan Mira, empat buah single yang menjadi satu rangkaian, di mana bagian pertamanya, Hingga Detik Ini, telah dirilis lewat album sebelumnya.
Konsistensi The Rain di industri musik Tanah Air terus terjaga. Hal ini tergambar dalam pemberitaan yang tayang di Okezone.com pada Minggu, 23 Juni 2024, dengan judul The Rain Comeback Lewat Single Patah Terbelah.
“Terlatih Patah Hati memang menandai babak baru dari arah penulisan lirik The Rain. Setelah lagu itu, saya lebih suka menyelipkan hal-hal yang membesarkan hati meskipun pada lagu yang ceritanya sangat sedih. Lagu Tolong Aku yang dirilis tahun 2005 dan Ujung Pertemuan yang dirilis pada tahun 2019 sama-sama menceritakan kisah cinta yang berakhir. Namun di lagu Tolong Aku, liriknya ada emosi meratapi keadaan, sementara di Ujung Pertemuan, liriknya mencoba menguatkan hati meskipun tak mudah,” ujar Indra Prasta, vokalis dan penulis sebagian besar lagu-lagu The Rain.
Kali ini, The Rain kembali dengan “Patah Terbelah”, sebuah lagu sedih bertema kehilangan.
“Mungkin ini salah satu lagu paling menyayat hati yang pernah kami rilis. Tentang rindu yang tak mungkin disampaikan lagi secara langsung karena keadaan yang sudah berbeda. Tentang mengikhlaskan,” ujar Iwan Tanda, gitaris The Rain.
Jika kita mendengarkan secara lirik, lagu ini memberikan banyak ruang cerita bagi pendengarnya. Rasa sedih, kehilangan, bangga, bahkan rasa syukur tercampur indah dalam lagu ini.
“Kami menyerahkan cerita lagu ini pada yang mendengarnya. Lagu ini adalah milikmu yang pernah merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti. Dan meskipun tidak bersamanya lagi, kamu sangat berterima kasih atas kehadirannya dalam hidupmu,” kata Indra.
Lagu Patah Terbelah ini juga menjadi jembatan menuju album studio kedelapan The Rain yang rencananya dirilis pada momen ulang tahun ke-23 The Rain pada akhir tahun 2024.