JAKARTA - The Lantis merupakan sebuah band dengan nuansa retro yang terdiri dari empat anggota, yaitu Giri Virandi sebagai vokalis dan bassist, Ravi Rinaldy sebagai vokalis dan gitaris, Rifki Dzaky Fauzan sebagai gitaris, dan Risyad Fabrian sebagai drummer.
Sukses dengan lagu Lampu Merah, tahun ini The Lantis mengeluarkan album keduanya yang bertajuk Pancarona. Album kedua mereka ini mengandung makna kumpulan rasa dalam hidup, seperti rasa optimis, pesimis, momen positif, serta negatif. Dalam membuat karya-karyanya, The Lantis memiliki role model yang menjadi inspirasi mereka.
“Mulai mendengarkan musik The Beatles itu dari SMA. Awalnya tau dari Arctic Monkeys yang cover lagu All My Loving milik The Beatles, akhirnya jadi suka. Kalau band Indonesia suka musik dari Naif, Sore, The Adams, Nidji, The SIGIT, Dewa 19. Kalau soloist seperti Bruno Mars, Ed Sheeran. Mereka yang menginspirasi dalam bermusik dan jejaknya ada banget di karya-karya yang kita buat,” tutur Giri dan Ravi.
Ravi dan Giri menceritakan terbentuknya The Lantis berawal dari sering kumpul keluarga dan bermain bersama. Dari perbincangan selama kumpul keluarga itulah yang membuat mereka mengetahui fakta bahwa keduanya memiliki kesamaan, yaitu menciptakan lagu. Tahun 2019 mereka memutuskan untuk membuat lagu di bawah nama The Lantis bersama dengan satu personil lainnya, adik Giri.
“Waktu itu kita bertiga, aku, Giri, sama adiknya Giri coba bikin lagu dan dipublish. Tapi waktu itu publishnya masih di soundcloud dan diprivate karena proyek iseng aja. Alasan untuk nama The Lantis itu karena kita sepupu dan nama kakek kita yaitu Ahmad Lanti, jadi diambil dari nama keluarga,” ujar Ravi.
Meskipun mereka memiliki hubungan keluarga, Ravi dan Giri mengaku dapat memisahkan persoalan band dengan persoalan keluarga.
“Kita merasa bisa memisahkan antara sebagai rekan kerja dan teman dengan sebagai sepupu. Jadi, kalau ada perseteruan tidak pernah langsung mikir ke hubungan kita sebagai sepupu. Kuncinya komunikasi sih, itu selalu,” tutur mereka berdua.
BACA JUGA: