JAKARTA - Ganindra Bimo menceritakan pengalaman perdananya mengikuti bootcamp di Batalyon Polisi Militer TNI Angkatan Darat atau Yon Pomad. Pelaksanaan bootcamp selama tiga hari ini menjadi bagian dari pendalaman karakter untuk film 13 Bom di Jakarta besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko yang dibintanginya.
Ganindra Bimo berperan sebagai Emil, salah satu anggota Badan Intelijen dan agen rahasia yang harus mengungkap dalang di balik ancaman ledakan 13 bom yang disebar di seantero Jakarta.
Film bergenre aksi-spionase ini nantinya akan menyuguhkan beragam teror, hujan peluru, aksi laga, kejar-kejaran mobil, hacking, tembak-tembakan berhujan peluru dan serangkaian ledakan di berbagai titik. Sehingga, para pemainnya diberikan kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan senjata melalui bootcamp.
Pengalaman selama di bootcamp begitu berkesan lantaran dirinya berhadapan langsung dengan senjata sungguhan selama tiga hari penuh. Ganindra Bimo merasa mendapat tantangan baru, bukan hanya mendalami karakter melalui proses reading melainkan mengeksplor karakternya lebih dalam melalui bootcamp ini.
"Secara persiapannya, bukan hanya biasanya kan kalau di film persiapan emosinya kita ada scriptnya, readingnya. Yang paling berkesan buat kami boothcampnya sih karena kami dikasih privilege untuk pegang senjata sungguhan, amunisi sungguhan,"ujar Ganindra Bimo di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).
Demi terlihat menguasai senjata layaknya seorang anggota Badan Intelijen dan agen rahasia sungguhan, Ganindra Bimo dan senjata bak dua sejoli yang tak bisa terpisahkan.
Bimo bahkan sampai membawa senjata untuk tidur di sampingnya demi mengakrabkan diri dengan senjata yang akan selalu bersamanya selama proses syuting berlangsung.
"Walaupun ketika syuting kita pakai amunisi hampa ya tetap ada percikan apinya tapi gimana caranya supaya kita benar-benar menguasai senjata dan bisa dibilang itu pasangan hidup pertama kalau pegang senjata, jadi kayak istri pertama kalau buat saya. Jadi tidur tuh harus dibawa, kemana-mana harus dibawa,"jelasnya.
Ganindra Bimo juga terbantu untuk membangun mentalnya sebagai seorang anggota Badan Intelijen dan agen rahasia lantaran perlakuan selama di bootcamp layaknya seorang prajurit yang ditempa secara fisik maupun mental. Kehidupan selama di bootcamp dibuat layaknya sedang berada di medan perang yang diwarnai suara ledakan di berbagai situasi.
"Karena kita di push terus, kita lagi makan, lagi tidur, kita tidurnya kayak di bangsal kayak lapangan. Di situ kita lagi makan ditembakin, dikasih ledakan-ledakan itu yang membuat mentalitas, bukan hanya secara mentalitas tapi secara disiplin kita terbangun dari 3 hari yang bersejarah dalam hidup kita," imbuhnya.
Film produksi Visinema Pictures ini berfokus pada Jakarta yang dikenal sebagai kota metropolitan dengan segala hingar bingarnya, seketika menjadi berubah menjadi kota yang penuh kengerian dan suasana yang mencekam.
Ledakan terus terjadi hingga menggemparkan seisi ibukota. Jakarta seolah menunjukkan sisi lainnya lantaran sekumpulan teroris yang melancarkan serangannya dengan ancaman 13 bom yang disebar di seantero Jakarta.
Penelusuran Badan Intelijen dan agen rahasia atas teror tersebut mengarah pada Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), dua orang pengusaha muda di bidang mata uang digital yang dianggap terlibat.
Di sisi lain, pemimpin kelompok teroris, Arok (Rio Dewanto) tak henti menebar teror dengan meledakkan bom setiap 8 jam. Satu-satunya cara menghentikan serangan teror tersebut adalah menyerahkan imbalan bernilai fantastis atau keselamatan seluruh warga Jakarta terancam.
Lantas, seperti apa kengerian dan suasana mencekam yang mendadak terjadi di balik ingar bingar kota metropolitan ini? Saksikan kisahnya di bioskop pada 28 Desember 2023 mendatang.
(ltb)