Ide ini juga hadir dari pria lulusan Institut Kesenian Jakarta jurusan Penyutradaraan ketika ia sedang dalam perjalanan.
“Berawal dari melamun di perjalanan menuju Jakarta untuk melakukan proses rekaman, terbersit pikiran bahwa Semau-Maumu cocok untuk cerita cinta SMA yang memang biasanya masih lugu-lugunya. Memutar otak tentang apa yang melekat dengan SMA, akhirnya menemukan bahwa setiap SMA pasti identik dengan MOS nya,” katanya lagi.
Ia berharap penggemarnya dan pendengar musik di Indonesia akan menyukai karyanya dan terus mendukungnya dalam berkarya.” Aku harap, ‘Semau-maumu’ menjadi kunci pembuka ingatan dan menjadi ajang nostalgia cinta SMA bagi generasi kelahiran ‘90-an akhir.”tutup Tito.
(aln)