Sementara itu, Prof Doktor Paiman juga mengatakan bahwa pihak kampus tidak bisa sembarangan menerima calon mahasiswa, apalagi yang gagal dalam mengikuti tes saringan masuk Universitas. Bahkan, ia juga membantah adanya intervensi, lantaran Moestopo memiliki standar minimal untuk calon mahasiswanya, terlebih untuk FKG.
“FKG Moestopo memiliki rumah sakit gigi dan mulut yang akreditasinya paripurna, paling tinggi. Sehingga tidak main-main dalam proses seleksi mahasiswanya,” jelasnya.
“Artinya tidak ada yang namanya intervensi, titip menitip, backing-backingan. Kalau memang tidak lulus sesuai dengan standar nilai yang telah ditetapkan, ya nggak ada diterima. Kalau nggak lulus ya nggak lulus. Nggak bisa direkayasa.,” tandasnya.
(van)