Sebaliknya, menurut JTBC, dalam drama ini ada karakter yang tertindas secara tidak adil karena dituduh sebagai mata-mata Korea Utara oleh rezim militer era '80-an. Kedua, setting dan motif di balik peristiwa dalam Snowdrop adalah situasi politik seputar pemilihan presiden tahun 1987, bukan gerakan pro demokrasi.
"Drama ini, merupakan kisah fiksi tentang rezim militer, Agency for National Security Planning (NSP), dan pihak lain yang berkuasa pada saat berkolusi dengan kediktatoran Korea Utara dan merencanakan konspirasi untuk mempertahankan kekuasaan mereka," ungkap JTBC.
Ketiga, dalam cerita ini mata-mata Korea Utara dan agen NSP yang mengejar mata-mata tersebut muncul sebagai karakter utama. Mereka bukanlah karakter yang mewakili pemerintahan dan organisasi masing-masing.
Kedua karakter itu justru menyoroti NSP yang secara aktif mendukung tindak korupsi penguasa dan ambisi mereka menjadi partai yang berkuasa. "Karena itu, kami memastikan, tudingan yang dialamatkan pada Snowdrop salah sasaran," ujar stasiun televisi itu.