Anji lebih lanjut mengatakan, “Dan komentar-komentarnya itu, ‘Bang, sidak mana Bang? Sidak mana? Sidak mana?’ Buat saya, itu cukup mengecewakan sih. Maksudnya, saya pasti akan bikin sidak atau konten yang kalian suka. Tapi, saya juga butuh variasi. Karena saya juga ingin memberikan edukasi dan menginspirasi masyarakat melalui channel YouTube saya.”
Memenuhi tuntutan subscriber dengan mengabaikan faktor edukasi dalam sebuah konten YouTube diakui Anji membuatnya tidak nyaman. Dia bahkan melihat YouTube saat ini layaknya ladang untuk menuai rupiah. Para content creator akan berlomba mendapatkan viewers dengan konten yang cenderung sensasional.