Biaya sewa gedung itu diprediksi mencapai KRW100 juta atau setara Rp1,17 miliar per bulan. Bagian gedung yang tengah diinvestigasi polisi adalah bagian basement dan lantai 5 sampai 8, yang diketahui sebagai studio foto dan restoran.
Selain tidak ada papan nama perusahaan, menariknya pengunjung tidak akan menemukan tombol menuju lantai 5-8 di dalam lift gedung tersebut. Channel A juga melaporkan, lantai 8 dalam gedung itu ditutupi oleh pintu besi dan pengunjung tak bisa sembarang masuk.
“Lantai 8 itu bar dan hanya buka pada malam hari. Bar itu sangat aneh karena perempuan-perempuan yang datang ke sana menggunakan mobil mewah. Ia seperti room salon (ruang di mana pengunjung ditemani para perempuan cantik),” ujar seorang pemilik klinik operasi plastik di dekat gedung tersebut seperti dilansir dari Koreaboo.
Sementara sumber lain yang merupakan pekerja di gedung itu mengatakan bahwa masing-masing lantai memiliki pemilik berbeda. “Sebenarnya, mereka menjalankan bisnis prostitusi secara sembunyi-sembunyi.”
Baca juga: Diragukan sebagai Advokat, Barbie Kumalasari Ungkap Bukti Baru