Dipha Barus Ungkap 2 Alasannya Tolak RUU Permusikan

JAKARTA - DJ Dipha Barus menjadi musisi selanjutnya yang menolak keberadaan Rancangan Undang-Undang (RUU) Permusikan. Serupa dengan musisi lainnya, Dipha mengaku, Pasal 5 dalam RUU Permusikan itu berpotensi untuk mengekang kreativitas musisi.

"Kalau saya, jelas menolak RUU Permusikan. Secara pribadi, bagi saya musik adalah tempat berekspresi. Ia tempat untuk membahasakan semua pandangan saya. Musik tak memiliki tekanan pun tanpa batasan bahasa," ujar Dipha Barus saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, pada Kamis (7/2/2019).

Baca juga:  Aura Kasih Jawab Kabar soal Prostitusi Online

Keberadaan pasal 5 dalam RUU Permusikan, menurut Dipha, akan menjegal langkahnya sebagai seorang musisi EDM yang begitu kental dengan budaya Barat. Seperti diketahui, salah satu poin dalam pasal 5 tersebut mengatur tentang pengaruh buruk budaya asing.

Poin lain yang menurut Dipha cukup memberatkan dirinya sebagai musisi adalah keberadaan poin tentang uji kompetensi seorang musisi. Pasalnya, dia mengaku, tak melewati pembelajaran formal untuk meracik lagu di atas turntable.

“Kalau mau jujur, saya menolak semua pasal dalam RUU Permusikan. Pertama, lagu gue enggak ada yang berbahasa Indonesia. Kedua, kemampuan gue bermusik bukan dari pendidikan formal tapi otodidak. Gue belajar dari YouTube dan segala macam,” paparnya.

Atas dasar keberatan itu, maka DJ Dipha Barus tak merasa penting untuk merevisi RUU Permusikan. Dia menilai, industri musik Indonesia tak memerlukan RUU Permusikan. "Ya, sebaiknya tidak usah ada saja."

Baca juga: Diam-Diam, Dipha Barus Suka Latihan Tinju

Draf RUU Permusikan memang mendapat respons kurang menyenangkan dari sejumlah musisi Tanah Air. Wujud penolakan bahkan dituangkan dengan membentuk Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan.

Koalisi itu menilai, ada ketidakjelasan redaksional atau bunyi pasal hingga ketidakberpihakan dalam kebebasan musisi untuk berekspresi.

(SIS)