MALANG - Dibalik kesuksesannya sebagai penyanyi dangdut sekaligus salah satu pelopor dangdut koplo di Indonesia, Cak Sodiq ternyata menyimpan sejumlah kisah pahit di masa lalunya.
Pria bernama lengkap Sodiq Rifa'i ini awalnya hanyalah penyanyi orkes dangdut dari kampung - kampung dengan bayaran 'recehan'.
"Dulu awal manggung dibayar 15 ribu tahun 1996 di Pandaan. Saya orkes kecil - kecilan dari kampung ke kampung," ujar Sodiq, kepada okezone.com.
Bahkan Sodiq pernah menjadi pengamen jalanan yang berkeliling dari bus ke bus, rumah ke rumah, kompleks ke kompleks.
"Pengalaman pahit dari ngamen kampung ke kampung, bis ke bis, dari komplek ke komplek sampai hingga sekarang yang sampean tahu saat ini. Dulu kan tidak pernah diwawancarai kayak gini," terangnya sambil tertawa.
Baca Juga: Via Vallen dan Inul Daratista Goyang Sidoarjo dalam 'Kilau Raya MNCTV'
Selain menjadi pengamen jalanan hingga orkes dari kampung ke kampung, untuk menyambung hidup Sodiq sempat melakukan berbagai pekerjaan mulai kuli bangunan hingga penjual nasi goreng di Pandaan tahun 2001.
"Pernah jualan nasi goreng juga tahun 2001 hingga 2002 di Pandaan sana. Kuli bangunan juga pernah. Jadi kalau orang melarat ojo cerito melarat ratune wong melarat (jadi kalau miskin jangan cerita miskin ratu ratunya orang miskin)," jelasnya.
Namun berkat kerja kerasnya ia kini bisa mengenyam hasilnya yang luar biasa. Bila dulu sekali konser ia hanya dibayar Rp 15 ribu sampai Rp 50 ribu kini Sodiq sekali manggung dengan durasi satu jam bisa dibayar Rp 50 juta.
Bayaran itu belum termasuk bila ia tampil bersama orkes musik Monata yang digawanginya.
"Sekarang honor sekali manggung Rp 50 juta, satu jam sekali manggung dengan 8 lagu. Kalau dulu Rp 50 ribu," terang pria berusia 50 tahun ini.
Dirinya memberikan kunci kesuksesannya saat ini yakni kerja keras. Menurutnya, apa yang kita kerjakan pada prosesnya tak akan mengkhianati hasil.
"Sedikit heran awalnya dan gak nyangka. Tapi saya meyakini apa yang kita punya itu hasil dari kerja keras kita. Tidak ada orang sukses yang tidak kerja keras," jelasnya.
Selain kerja keras, pria kelahiran Pasuruan ini menyatakan penampilannya yang berbeda membuat dirinya bisa mengenyam kesuksesannya seperti saat ini.
"Kita sebagai seniman, penampilan kita harus beda, rambut beda, semuanya beda kalau penyanyi dangdut tampil ganteng banyak. Saya beda, andeng - andeng gak tak operasi masio sugeh, rambut pancet gimbal. Ya kayak ngene ki. (tompel ya tidak saya operasi meski kaya, rambut tetap gimbal. Ya seperti ini)," terangnya.
Pihaknya juga berpesan kepada para pedangdut muda dan seniman yang mulai naik daun untuk menjauhi narkoba dan obat - obatan terlarang.
"Yang harus kita jaga jauhi narkoba, itu saja. Kalau kena narkoba apa yang kita dapati pasti akan hangus dan hancur," pungkasnya.
(edh)