View this post on Instagram
SIAPKANLAH JAWABANNYA!! . . Sewaktu kecil, Saya dituntun dan dikenalkan dengan orang tua dan guru ngaji saya, kalimat yang mulia ; . "LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH" . Kalimat yang merupakan pondasi agama, rukun islam yang pertama, bentuk penghambaan diri saya sebagai hambaNya dan bila orang lain mendengar, maka inilah bukti 'Saya seorang muslim'. Begitu dalam arti dibalik kalimat tersebut. . Di waktu kecil tersebut, saya masih nakal, seperti kebanyakan bocah umumnya, masih suka main. Dan ilmu agama saya tidak ada apa-apanya. . Tapi dari kecil saya tau, kalimat itu adalah kalimat milik umat Islam bersama, dilafadzkan oleh siapa saja yang beragama Islam. Bukan hanya dari kelompok tertentu. . Tapi ironisnya, Mengapa di lapangan banyak oknum yang anti dengan kalimat ini? Tidakkah mereka lupa arti dibalik kalimat tersebut? . Tidakkah mereka sadar, siapa Tuhan mereka? Dan siapa Nabi mereka? Atau jangan-jangan, mereka lupa dengan status seorang hamba? . Saudaraku benarkah alasan membakar kalimat tersebut adalah bentuk untuk memuliakannya?? Hanya Allah dan anda yang tahu. . Dan yang anda harus tahu, dan saya yakin anda sudah tahu bahwa di HARI AKHIR anda akan ditanya kenapa anda membakar kalimat "LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH" ?? SIAPKANLAH JAWABANNYA!!
A post shared by teuku wisnu (@teukuwisnu) on Oct 22, 2018 at 7:20pm PDT
“Tapi ironisnya, Mengapa di lapangan banyak oknum yang anti dengan kalimat ini?” sambungnya.
Wisnu kemudian menjelaskan mengenai makna dari tulisan pada bendera yang dibakar tersebut. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH yanga ada di bendera merupakan fondasi agama, rukun Islam yang pertama.
“Inilah bukti saya seorang muslim,”katanya.