“Jadi, selama prosesnya enggak tumpang tindih, saya masih baik-baik saja. Kalau sudah tumpang tindih, saya pusing. Misalnya saya harus tulis materi stand up, tapi saya juga sambil nulis naskah film, habis itu saya harus nulis buku. Enggak sanggup saya, jadi harus ada yang dikalahkan,” imbuhnya.
Dari sekian banyak profesi yang ia jalani yaitu stand up comedian, rapper, sutradara, penyiar radio hingga penulis, Pandji lebih nyaman menjadi seorang stand up comedian. Menurutnya, profesi yang juga disebut sebagai komika itu lebih bebas dan tidak tergantung dengan banyak orang. Belum lagi, apa yang ia bawakan langsung mendapat respons dari pendengar.
“Lebih nyaman stand up karena bebas sendirian, enggak harus mikirin orang. Contoh, kalau ngerapp dari nulis sampai jadi lagu ada banyak orang ikut terlibat. Bikin film, ada banyak orang terlibat sampai adanya kompromi dan segala macamnya,” tambah suami Gamila Mustika Burhan ini.
“Stand up itu di mana satu-satunya karya saya dari kepala hingga badan semua ada di tangan saya. Lebih bebas dan menyenangkan. Saya melawak sekarang, orang-orang langsung tertawa itu beda banget dari film yang naskahnya saya tulis dan baru 8 bulan kemudian saya lihat naskah ini lucu atau tidak,” pungkasnya. (edh)
(kem)