"Yang penting tidak diniatkan untuk menyinggung. Selama kita pegangannya seperti itu, aman," imbuhnya.
Pria kelahiran Singapura, 18 Juni 1979 ini juga berpendapat bahwa kemarahan warganet bersifat random. Seringkali kemarahan mereka terhadap hal-hal yang sebenarnya tak perlu dianggap serius.
"Kalau netizen marah-marah itu random deh. Kadang marah sama toa masjid, marah karena musang. Teman saya ada yang tersinggung karena dia merasa disinggung karena komunitas musang. Loh saya saja baru tahu ada komunitas musang," pungkasnya. (sus)
(kem)