LOS ANGELES – Keberadaan siluman ular Nagini dalam trailer terbaru Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald sukses menimbulkan perdebatan di kalangan fans. J.K Rowling selaku penulis skenario film itu, memang sempat menjelaskan silsilah Nagini lewat Twitter.
Dalam komentar balasannya kepada fans, J.K Rowling mengungkapkan karakter Nagini terinspirasi dari mitologi Indonesia. “Naga adalah makhluk mitologi mirip ular dari Indonesia. Itu kenapa ia dinamai Nagini," tulisnya.
The Naga are snake-like mythical creatures of Indonesian mythology, hence the name ‘Nagini.’ They are sometimes depicted as winged, sometimes as half-human, half-snake. Indonesia comprises a few hundred ethnic groups, including Javanese, Chinese and Betawi. Have a lovely day ð
— J.K. Rowling (@jk_rowling) September 26, 2018
Baca juga: Diduga Cekcok dengan Keponakan, Dewi Perssik Ngamuk di Medsos
J.K Rowling menambahkan, "Mereka kadang-kadang digambarkan bersayap, terkadang setengah manusia dan setengah ular. Indonesia terdiri dari ratusan kelompok etnik, termasuk Jawa, China, dan Betawi. Semoga harimu menyenangkan.”
Namun, penjelasan itu justru memantik perdebatan yang lebih panjang. Penggemar menuding, J.K Rowling terkesan rasis dengan memilih Claudia Kim, aktris Asia (asal Korea Selatan) untuk memerankan karakter tersebut. Hal itu, mengesankan orang Asia hanya menjadi ‘peliharaan’ bagi masyarakat kulit putih, mengingat Nagini adalah ular milik Lord Voldemort.
Tak hanya tudingan rasis, keberadaan Nagini juga disebut-sebut sebagai sebuah tindak misogini atau kebencian terhadap perempuan. Dengan menjadikan Claudia, yang notabene adalah perempuan, sebagai ular peliharaan Lord Voldemort, J.K Rowling dituding memandang perempuan sebagai ‘pelayan’ kaum pria.
“Ternyata, Nagini adalah seorang wanita (yang diperankan seorang aktris Asia) yang dikutuk menjadi ular… Ini adalah tindakan rasis dan bencana misogini,” tulis seorang pengguna Twitter seperti dilansir dari Resonate, Jumat (28/9/2018).
Kontroversi Nagini tak berhenti sampai di situ. Seorang penulis asal India, Amish Tripathi, menyanggah penjelasan J.K Rowling tersebut. Tripathi mengatakan, Nagin adalah bahasa Sanskerta. Sementara kata Naga berasal dari mitologi India atau Hindu.
Actually @jk_rowling the Naga mythology emerged from India. It travelled to Indonesia with the Indic/Hindu empires that emerged there in the early Common Era, with the influence of Indian traders and Rishis/Rishikas who travelled there. Nagin is a Sanskrit language word. https://t.co/cXHSlDD7Kc
— Amish Tripathi (@authoramish) September 26, 2018
“Sebenarnya, @jk_rowling mitologi Naga berasal dari India. Ia (Naga) melakukan perjalanan ke Indonesia bersama kerajaan India-Hindu pada awal masehi, lewat pengaruh para pedagang dan Rishis/Rishikas. Nagin adalah bahasa Sanskerta,” tulis @authoramish dalam unggahannya.
Permasalahan juga merambat kepada penggemar setia Harry Potter. Mereka menganggap, J.K Rowling melupakan detail-detail dalam cerita Harry Potter untuk diterapkan dalam Fantastic Beast 2. Hal ini coba dipaparkan seorang penggemar asal Korea Selatan yang menyebutkan, Lord Voldemort hanya suka dan berpihak pada darah murni.
Baca juga: Jadwal Rilis Film Reboot Hellboy Diundur Jadi April 2019
Lebih lanjut, fans tersebut mengatakan, “Kami tahu bagaimana Nagini diperalat dan dibunuh Voldemort. Dan J.K Rowling merepresentasikan semua kesengsaraan itu pada aktris Asia?”
Penggemar tersebut pun mengingatkan bahwa J.K Rowling tampaknya melupakan, pada akhirnya Harry Potter bukanlah satu-satunya Horcrux yang bertahan hidup.*
(SIS)