Kala itu, keadaan Bang Napi terus menurun lantaran tensi darahnya hanya 70/40. Tak selang beberapa lama keadaan Bag Napi malah bukan membaik dan kembali harus menurun, tensi darahnya yang saat itu menyentuh angka 40/17. Meski sempat dipompa, tetapi nyawa dari Bang Napi tidak dapat diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia.
“Pas nyampe di rumah sakit, tensinya turun banget 70/40. Terus gula darahnya 52, padahal normalnya harus 70. 30 menit kemudian turun lagi, dipanggil sama dokter ada penyumbatan di jantungnya gitu lah, terus tensinya turun lagi jadi 40/17. Itu enggak lama, drop lagi kemudian dipompa, enggak ketolong yaudah meninggal,” tutupnya.
Kini, nama Bang Napi hanya tinggal kenangan. Sosok Bang Napi sendiri tidak dapat tergantikan. Apalagi dirinya sempat menjadi sosok ikonik pada masanya.
(aln)