MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
JAKARTA - Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI dinilai Presiden Jokowi harus dibuatkan versi barunya. Film tersebut diharapkan oleh Jokowi bisa dijadikan sumber pelajaran sejarah agar tidak terjadi lagi pengkhianatan di masa depan.
Jika memang film ini dibuat ulang dengan versi yang lebih baru, banyak pihak yang memberikan dukungan. Salah satunya adalah aktris senior Christine Hakim.
(Baca Juga: Sidang Perceraian Semakin Dekat, Indadari Tetap Setia Berdoa untuk Caisar)
(Baca Juga: Caisar Jatuh dari Kuda, Warganet: Taubatlah Kau)
Pemain film Tjoet Nja' Dhien tersebut mengaku sangat mendukung rencana remake film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Ia bahkan siap jika memang diminta untuk bermain di dalamnya.
Perkara remake film memang sudah menjadi hal biasa di industri film. Banyak film sejarah yang memang dibuat ulang karena semua orang memiliki perspektif berbeda.
"Itu kan sah-sah aja, perspektifnya berbeda. Karena tiap orang punya penilaian subjektif terhadap tokoh-tokoh dan terhadap sejarah itu. Justru sejarah itu harus kita hidupkan. Kalau enggak dia hanya menjadi sebuah kepustakaan yang usang saja," kata Christine saat ditemui beberapa waktu lalu.
(Baca Juga: Sunmi Ingin Pindah Agensi, Park Jin Young Saya Khawatir Dia Tak Menemukan Produser Lain!)
(Baca Juga: Berkedok Spider-Man, Judika Sukses Bikin Kejutan Ulang Tahun untuk Istri)
Christine juga tidak memiliki kekhawatiran akan adanya pihak yang dikambinghitamkan dalam versi baru G30S/PKI. Ia berharap agar film tersebut menggunakan fakta-fakta sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
"Jadi kalau sejarah G30S PKI dibikin lagi dengan sutradara dan sudut pandang berbeda itu wajar saja saya pikir. Jadi kita jangan berpikir gitu dulu. Nanti kita rugi sendiri karena itu bikin wawasan kita jadi sempit. Biarkan. Yang penting adalah semua itu satu tujuan yang baik. Bukan mau mendeskriditkan siapa-siapa. Sejauh itu bisa dipertanggungjawabkan fakta fakta sejarahnya. Itu yang penting," pungkasnya.
(edi)