Karena itu juga, ia enggan berkarier di bawah naungan Dhani maupun Maia, karena tidak ingin terima jadi pekerjaan label dan manajemen. Dul menilai selambat-lambatnya usia 20 tahun ia harus sudah mengerti permainan bisnis musik di Indonesia dan kebal tipuan.
“Sangat, sangat banyak teman-teman saya yang bisa dikatakan sebagai musisi, artis, seniman yang mereka nyanyi sudah bertahun-tahun. Tapi sayang mereka tidak paham seperti apa itu skema bisnis di industri musik, karena…sorry to say ya, mereka manja diurusin sama label. Karena kan emang kalau ikut label rata-rata enggak diajarin,” ucap Dul.
“Nah saya enggak ingin seperti mereka, yang udah ngetop, yang udah punya banyak uang, tapi ilmunya dikit. Saya sebagai manusia ingin belajar terus, mencari ilmu yang banyak. Saya mau belajar sendiri biar nanti saya umur 20 enggak ditipu sama orang,” ucap Dul.
Namun, mau tidak mau usahanya tersebut tidak lepas dari bantuan Dhani dan Maia, meskipun bukan di bidang bisnis musik. Dul merasa setidaknya ia telah dilengkapi dengan kemampuan musik, yang sebagian besarnya dipelajari dari musisi lokal favoritnya yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
“Dari saya ngeband di The Lucky Laki itu saya 9 tahun, itu saya udah nambah mental dalam main di panggung. Dulu saya main di The Lucky Laki masih deg-degan, nah seiring berjalannya waktu mulai pede, terus mulai nulis lagu di Ahmad Bersaudara. Jadi Ayah juga sangat berperan penting. Walaupun saya berjalan sendiri tapi Ayah sama Bunda berperan penting untuk hidup saya,” tutup Dul.
(aln)