LOS ANGELES – Setelah sukses di box office Amerika Utara, film 2016: Obama's America rencananya akan diperluas distribusinya dari pasar lokal.
Setelah meraih kesuksesan dengan pendapatan USD6,3 juta dari 1.091 bioskop, film ini akan terus dibuka di banyak bioskop berdasarkan permintaan dari para penonton.
"Kami masih hidup dalam penggerakan konsumen dengan ekonomi kapitalis. Jika ada permintaan, kami akan melakukan segalanya untuk memunuhi kebutuhan itu. Rencananya kami akan memperluas penyebaran film ini di berbagai bioskop atas permintaan penggemar," ujar sutradara Dinesh D'Souza, seperti dilansir dari Aceshowbiz, Senin (27/8/2012).
Berbicara tentang kontroversi film dokumenter ini, produser Grard Molen mengatakan, ini adalah film yang jujur dan banyak orang yang setuju dengan hal tersebut.
"Semua filmku menceritakan tentang sebuah kebenaran. Ini sangat penting bagiku. Kami ingin membuat film berdasarkan kebenaran. Dan banyak kenyataan bahwa masyarakat Amerika setuju dengan penilaian itu," ungkap Gerard.
2016: Obama's America mencuri perhatian pekan ini dengan pendapatan USD5,717, yang merupakan rata-rata terbaik dari setiap film di 10 puncak box office. Film ini juga menjadi film dokumenter kontroversi terbesar sepanjang masa mengalahkan Expelled: No Intelligence Allowed yang disutradarai Nathan Frankowski.
Film yang disutradari oleh D'Souza dan John Sullivan ini bercerita tentang dugaan kemarahan kolonialisme yang Obama warisi dari ayahnya. Film ini meneliti pertanyaan "Jika Obama memenangkan masa jabatan kedua, di mana kita akan berada di tahun 2016?".
(ega)