“Orang yang biasa bawa mobil juga nggak ada. Gue telepon teman gue, si Wira. Gue bilang, ‘Wir, gue mau ke sana (rumah sakit) dong. Kalau lo bisa nggak ke sini? Tolong jemput gue, gue nggak berani nyetir’,” lanjutnya.
Ruben kemudian terjatuh dan bagian kepalanya membentur benda keras. Ia merasa tubuhnya semakin limbung dan tidak mampu mengendalikan kondisi fisiknya.
Sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, Ruben masih sempat memberi kabar kepada orang terdekatnya, Sigit, untuk berjaga-jaga.
“Sebelum itu gue bilang ke Mas Sigit, ‘Kalau saya nggak bisa dihubungi, hubunginya ke nomor ini’,” ujarnya.
Tak lama setelah itu, Wira datang menjemput dan membawa Ruben ke RS Yarsi, Jakarta. Namun Ruben mengaku tak bisa mengingat secara jelas momen ketika dirinya pingsan. Ia baru sadar sudah berada di rumah sakit pada keesokan harinya, 1 Juli 2025.