JAKARTA – Ari Lasso mengenang kembali salah satu titik balik paling emosional dalam hidupnya, yakni saat memutuskan mundur dari Dewa 19 di puncak kejayaan band tersebut pada 1999. Kisah itu dibagikan Ari lewat unggahan reflektif di akun Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, Ari terlihat sedang menikmati piringan hitam album Pandawa Lima milik Dewa 19. Alunan musik dari album legendaris itu membawanya kembali ke memori kelam sekaligus bersejarah dalam perjalanan kariernya.
“Tur Pandawa 5 1997 ini juga menjadi tur terakhir saya bersama @officialdewa19. Saya membuat kesalahan fatal dalam tur ini,” tulis Ari Lasso, dikutip Selasa (3/6/2025).
Tur tersebut berjalan sukses secara publik, di balik panggung, Ari tengah menghadapi kehancuran pribadi akibat kecanduan narkoba. Kondisi itu membuatnya semakin tenggelam dan tak bisa mengontrol diri.
“Tur yang sangat sukses namun menenggelamkan saya makin dalam,” lanjutnya.
Situasi makin rumit hingga akhirnya Ahmad Dhani dan para personel Dewa 19 memutuskan untuk vakum pada 1998. Ari pun mengambil langkah penting dalam hidupnya: menjalani rehabilitasi demi lepas dari jeratan narkoba.
Awal 1999, Ari Lasso secara resmi mengundurkan diri dari Dewa 19, tak lama setelah menyelesaikan vokal untuk beberapa lagu termasuk Roman Picisan, Elang, dan Cinta Adalah Misteri.
Keputusan mundur itu ia sampaikan langsung kepada Ahmad Dhani, lalu kepada Andra Ramadhan. Tanpa drama, tanpa amarah. Justru respons yang ia terima membuat momen itu kian membekas.
“Saya temui @ahmaddhaniofficial, dia hanya menerawang. Esoknya saya telepon @andraramadhanofficial. Tak ada pertengkaran, tak ada nada tinggi. Ada kalimat dari Andra
yang saya ingat: ‘So, aku nggak benci sama kamu, aku bisa nunggu, tapi yang penting selamatkan hidupmu dulu’,” kenang Ari.
Setelah resmi hengkang, Ari pulang ke Surabaya dan benar-benar menarik diri dari dunia hiburan. Lagu Elang bahkan menjadi hit nomor satu tanpa video klip dan tanpa sosoknya sebagai vokalis.
“Saya menghilang, pulang ke Surabaya, menyerah, kalah! Elang jadi hits nomor satu tanpa video klip. Hanya ada logo Dewa 19. Tak satu pun media saya temui selama di Surabaya. Saya lenyap dan sisanya adalah sejarah,” ungkapnya.