Olin mengatakan, sang anak kala itu harus melawan ribuan peserta dari 22 negara. Sebagai ibu, Olin mengatakan, bakat anaknya sudah terlihat sejak usia dua tahun.
"Dia udah menghitung satu sampai 10 di umur tiga tahun, dia udah bisa tambah-tambahan angka satu digit tanpa pakai jari dan perkalian simpel," tutur dia.
"Di umur empat sudah belajar perkalian dua digit. Tambah-tambahan yang lebih kompleks saya pantik dengan soal matematika logika dan soal cerita di umur dia empat tahun. Koko menyukai matematika memang terjadi secara natural. Tapi practise makes it perfect," katanya.
(tty)