JAKARTA - Musisi asal Malaysia, Amir Jahari menceritakan kesulitannya dalam berkarier di dunia musik. Pria yang telah berkarier sejak 2010 itu mengaku sulit menyeimbangkan tujuannya dengan industri musik masa kini.
Amir mengungkapkan bahwa di negaranya, Malaysia, banyak musik kini hanya digunakan sebagai hiburan, sedangkan esensi seni kurang ditonjolkan.
“Di Malaysia (musik) kebanyakan cuma buat hiburan, jadi seninya kurang karena kebanyakan hanya untuk uang, bukan untuk menyampaikan pesan,” kata Amir saat ditemui di gedung iNews Tower.
Hal tersebut tak sejalan dengan tujuan Amir dalam berkarya. Alih - alih mendulang popularitas, Amir justru hanya ingin lagunya dapat memberikan manfaat bagi para pendengar.
“Saya gak berharap musik saya selalu bisa didengar sebab saya berkarya bukan untuk popularitas, yang terpenting bisa memberikan manfaat untuk para pendengar,” tutur Amir.
Meski tak mengejar popularitas, karya Amir tetap mendapat pujian luas dari para pendengar. Hal ini terbukti pada salah satu lagunya yang berjudul “Hasrat”. Lagu tersebut merupakan soundtrack dari film viral asal Malaysia, Imaginur. Selain itu, lagu tersebut juga menjadi salah satu lagu yang paling banyak di-streaming di Malaysia.
Tak hanya di Negeri Jiran, para pendengar Amir pun meluas, yang salah satunya hingga ke Indonesia. Kedatangan ke Indonesia kali ini bukan menjadi kali pertama bagi Amir, melainkan sejak mengawali karir ia sering menghadiri pertunjukan di Indonesia.
“Sejak awal berkarir udah sering bolak balik ke Indonesia, perform di Bandung, Jogja, dan Surabaya,” ujar Amir.
Ia juga menambahkan bahwa industri musik Indonesia berbeda dengan Malaysia. Amir merasa bahwa kini Indonesia bisa lebih memberikan apresiasi terhadap seni musik.
“Industri musik Malaysia dan Indonesia ini berbeda, Indonesia sekarang lagi kritis pemikirannya, apresiasi terhadap musik lebih tinggi,” ucap Amir.
Sebagai informasi, Amir Jahari merupakan pemenang Anugerah Juara Lagu di Malaysia pada awal tahun ini. Perjalanan karirnya dimulai sebagai pengamen yang kemudian dikenal luas setelah debut singlenya “Tanpamu” sukses menjadi hits di berbagai stasiun radio.
Dalam berkarya, Amir telah mengenal dan mengeksplorasi banyak genre musik. Berawal dari Jazz yang ia dengarkan sejak kecil, kini ia tertarik dalam mengulik musik tradisional Melayu.
“Masa kecil saya banyak dengar genre Jazz, kemudian semakin dewasa mengenal genre Pop,” jelas Amir.
“Di Indonesia saya banyak dengar lagu D'masiv dan Dewa 19. Dari musisi luar ada Mozart, Beethoven, kemudian saya eksplore musik Irish, Celtic, musik India tradisional, sekarang saya lagi tertarik pada tradisional Melayu,” sambungnya.