8 Penyanyi Indonesia yang Namanya Melejit Berkat Ahmad Dhani
JAKARTA - Deretan penyanyi Indonesia yang namanya melejit berkat Ahmad Dhani. Tangan dingin founder Dewa 19 ini berhasil memperkenalkan para musisi berbakat yang kini telah sukses di panggung hiburan nasional.
Lalu siapa saja artis Indonesia yang namanya melejit berkat Ahmad Dhani? Berikut ulasan Okezone untuk Anda.
1.Ari Lasso
Ari Lasso merupakan vokalis pertama Dewa 19, yang bergabung pada 1991. Sederet lagu populer band bentukan Ahmad Dhani itu kemudian identik dengan vokal tinggi Ari, seperti Kangen, Cukup Siti Nurbaya, hingga Kirana.
Penyanyi Indonesia yang namanya melejit berkat Ahmad Dhani. (Foto: Ari Lasso/Instagram/@ari_lasso)
Namun pada 1999, Ari memutuskan keluar untuk menyembuhkan adiksinya terhadap narkoba. Dia kemudian solo karier dengan merilis album ‘Sendiri Dulu’, pada 2001. Album itu menghasilkan sederet lagu populer Ari Lasso, seperti Perbedaan, Penjaga Hati, dan Misteri Ilahi.
2.Once Mekel
Once Mekel memulai kariernya sebagai penyanyi dengan merilis lagu Juwita Pandang (1991) dan Anggun (1999). Namun namanya baru dikenal luas setelah menjadi vokalis Dewa 19 dan menggarap album ‘Bintang Lima’ (2000) dan ‘Cintailah Cinta (2002).
Penyanyi Indonesia yang namanya melejit berkat Ahmad Dhani. (Foto: Once Mekel/Instagram/@oncemeklofficial)
Di tengah kebersamaannya dengan Dewa 19, nama Once semakin melambung saat merilis lagu Dealova yang merupakan OST film berjudul serupa, pada 2005. Setelah 12 tahun, Once Mekel meninggalkan Dewa 19 dan fokus dengan proyek solonya.
3.Reza Artamevia
Jalan Reza Artamevia masuk ke industri musik Tanah Air dibuka oleh Ahmad Dhani. Bermula dari penyanyi latar Dewa 19, dia kemudian merilis album debut ‘Keajaiban’, pada Agustus 1997.
Penyanyi Indonesia yang namanya melejit berkat Ahmad Dhani. (Foto: Reza Artamevia/Instagram/@rezaartameviaofficial)
Album yang diproduseri langsung oleh Dhani di bawah label Aquarius Musikindo itu melahirkan dua single hits, Pertama dan Satu yang Tak Bisa Lepas. Album itu terbilang sukses besar setelah terjual 100.000 kopi di tengah krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu.
