JAKARTA - Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada industri perfilman Tanah Air. Apalagi sebelum pandemi, geliat sineas lokal tengah menanjak lewat hadirnya film-film berkualitas.
"Perfilman Indonesia sebelum COVID-19 bisa dibilang berada di masa keemasan. Dari segi bisnis, kita masuk ke masa yang sangat menguntungkan. Dari estetika dan teknik juga semakin meningkat," kata sutradara Joko Anwar saat Live di YouTube belum lama ini.
Kini, semua produksi film terpaksa berhenti karena pembatasan aktivitas serta larangan membuat kerumunan. Menurut data yang dimiliki Joko Anwar, ada puluhan produksi film yang terhambat proses pengerjaannya.
"Sekarang semuanya berhenti. Setidaknya, ada 30 produksi yang terpaksa berhenti penggarapannya," tutur sang sutradara.
Baca juga: Hadapi New Normal, Joko Anwar: Rapid Test Sebelum Syuting
Berhentinya proses penggarapan film tentu membuat sejumlah rumah produksi merugi. Dari hitung-hitungan Joko Anwar, angka kerugian yang didapat selama pandemi COVID-19 pun tergolong fantastis.
"Kalau kerugian, tahun lalu itu pemasukan film Indonesia mencapai Rp2 triliun. Kalau sekarang dihitung, (kerugian) bisa sekitar Rp500 miliaran,” tuturnya.*
Baca juga: Baru Tayang, Drama Baru Park Haejin Sudah Tuai Kecaman Publik
(SIS)