YOGYAKARTA - Sebanyak 48 model dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya akan memperagakan rancangan desainer di Panggung Terbuka Ramayana Ballet, Candi Prambanan. Dalam peragaan busana itu diiringi rangkaian cerita perjalanan peradaban nusantara, khususnya Jawa dengan tarian dan komposisi musik tradisional serta kontemporer.
Musik tradisi dan kontemporer dari musisi senior Dwiki Dharmawan. Dia sebagai Director bersama Dwiki Dharmawan World Peace Orchestra. Grup ini akan mengiringi penampilan istimewa para penyanyi yang mencintai dan mewakili keragaman budaya Tanah Air.
(Baca Juga: Jatuh dari Panggung, Vidi Aldiano Malah Push Up)
(Baca Juga: Mulai Tumbuh dan Berkembang, Naura Mulai Perluas Referensi Lagu)
"Yang musik orkestra saya bawa dari Jakarta ada 40-an orang, kemudian ada juga musisi dari ISI (Institut Seni Indonesia,red) Yogyakarta yang kita libatkan, ada sekitar 60an orang nanti," kata Dwiki Dharmawan saat keterangan pers di Hotel Ambarrukmo Yogyakarta.
Terdapat empat penyanyi yang akan mengiringi pertunjukan bertema The Rise Of Java pada Minggu 5 November 2017. Empat penyanyi itu mulai dari Adien, Rafly Kande, Sruti Respati, dan Wizzy. Pagelaran yang memadukan musik dan ragam busana nusantara itu menyajikan perjalanan sejarah kekayaan Tanah Jawa.
"Bukan perkara mudah mengkolaborasikan antara musik tradisi dan busana tradisional," katanya yang tak ingin membenerkan berapa lagu yang akan dibawakan nantinya saat pertunjukan.
Sementara Sruti Respati mengaku senang diajak bergabung untuk menyanyi dalam panggung tersebut. Ia akan membawakan beberapa lagu yang akan ditampilkan nanti.
(Baca Juga: Punya Banyak Bisnis, Ayu Ting Ting Tegaskan Semuanya untuk Bilqis )
(Baca Juga: FOTO: Cantiknya Velove Vexia Sukses Bikin Fans Speechless)
"Saya ini kan sinden, kok disuruh nyanyi, saya merasa terhormat, seneng sekali diajak bergabung dalam pementasan di Ramayana Ballet Candi Prambanan," katanya.
Terdapat empat desainer ternama yang akan memamerkan busana tradisi ini. Para desainer itu mulai dari Didiet Maulana dan Lenny Agustin dari Jakarta serta Afif Syakur dan Philip Iswardono dari Yogyakarta.
"Saya bawakan pakaian lurik yang berhubungan dengan mitos," kata Philip Iswardono dalam kesempatan itu.
Mediatama Binakreasi selaku promotor menyampaikan ini pertunjukan pertama yang memadukan tiga unsur dalam satu panggung, yakni tari, musik dan busana. Diharapkan, The Rise Of Java ini menjadi sebuah wisata sejarah dalam bentuk yang berbeda, yakni sajian musik dan fashion performance yang syarat akan makna historis, juga memperkuat identitas budaya Jawa di era globalisasi saat ini.
"Pagelaran akan dibuka setelah penampilan Sendratari Ramayana. The Rise Of Java terbagi empat babak, yang masing-masing melambangkan peradaban di nusantara," kata Prima, perwakilan dari Mediatama Binakreasi.
Setiap babak akan menampilkan rancangan busana dan musik yang memakili masing-masing era perkembangan nusantara. Sehingga, penonton akan dibawa dalam perjalanan sejarah peradaban budaya Indonesia.
The Rise Of Java ini akan diawali dengan penampilan yang bercerita tentang sejarah kain lurik yang secara tradisional menjadi pakaian khas warga pedesaan di kalangan suku bangsa Jawa.
"Fase selanjutnya menceritakan kehidupan manusia yang dilambangkan melalui batik Jawa," katanya.
Kemudian evolusi dari zaman kebaya dan motif batik, yang dikenakan oleh peranakan Belanda dan Cina masa penjajahan. Pertunjukan ditutup dengan penampilan koleksi busana tradisi budaya tradisional kebaya yang terinpirasi dari kemegahan dan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News
(aln)