LOS ANGELES – Meski sudah lama ditunggu-tunggu, tapi nyatanya King Arthur: Legend of the Sword tak mampu bicara banyak di box office. Setelah resmi rilis di bioskop Amerika pekan lalu, King Arthur hanya mampu bertengger di peringkat 3 box office.
Di pekan pertamanya, King Arthur hanya berhasil mendapatkan penghasilan USD15,4 juta. Angka itu terbilang kecil bagi film yang dikabarkan menghabiskan budget USD175 juta tersebut.
Terkait kegagalan King Arthur bersinar di box office ini, Warner Bros selaku distributor mencoba membela diri. Jeff Goldstein, presiden distribusi lokal Warner Bros menyebut adanya perubahan tim produksi di awal dan akhir sebagai penyebab kegagalan King Arthur.
“Ini adalah sebuah proyek yang awalnya digarap oleh sebuah tim produksi terdahulu dan kupikir sepanjang pembuatan awal hingga pengirimannya ke layar lebar, hal ini tidak berkembang seperti yang kami inginkan,” ujar Goldstein dilansir Entertainment Weekly, Selasa (16/5/2017).
King Arthur sudah masuk masa produksi sejak 2015, tahun dimana Charlie Hunnam tengah bersinar berkat Sons of Anarchy. Hunnam yang tengah naik daun digabungkan dengan nama besar Guy Ritchie selaku sutradara diyakini akan membawa King Arthur sukses besar di bioskop.
Namun bayangan itu mulai memudar saat tim produksi mencoba membuat King Arthur menjadi film yang lebih besar, menambahkan berbagai efek, dan melakukan sejumlah perubahan. Penundaan perilisan hingga tiga kali juga sama sekali tak membantu dalam menaikkan rasa penasaran fans untuk menonton film ini.
(edi)