JAKARTA - Cristiano Ronaldo, Neymar, dan Wayne Rooney membintangi Men in the Arena, film tentang potret beban yang dirasakan pemain-pemain sepak bola terhebat di dunia, saat menyiapkan diri bermain di kompetisi paling bergengsi di dunia.
"Bertanding untuk negara Anda adalah sebuah kehormatan yang diidam-idamkan setiap pesepak bola. Tetapi, ada beban berat dan tanggung jawab yang mengiringi kesempatan dan kehormatan tersebut," kata Davide Grasso, Nike’s Chief Marketing Office.
"Film ini ingin menunjukkan bagaimana pesepak bola kelas dunia berhasil mengatasi beban tersebut, dan meraih kesuksesan karena adanya kemauan mengorbankan segalanya demi kesuksesan itu," sambungnya.
Film bagian dari program sepak bola Nike, #riskeverthing ini dibuka dengan adegan perjalanan Ronaldo menuju bandara sendirian. Namun tidak lama kemudian, dia dikerumuni para fans yang histeris ingin melihat pesepak bola favorit mereka.
Hiruk-pikuk tersebut berlanjut dalam perjalanannya menuju stadion, di mana Ronaldo menyaksikan jalan-jalan di Lisbon sarat dengan kaos, dan papan reklame yang menampilkan CR.
Terdengar suara komentator, dari pertandingan malam sebelumnya di radio, "Ronaldo mencetak gol! Siapa lagi kalau bukan Ronaldo?." Fanatisme terhadap dirinya kian menjadi-jadi.
Sementara itu, Rooney sedang berpakaian di kamar hotelnya ketika para komentator mengingatkannya tentang sesuatu yang telah diketahuinya, ada yang kurang dengan karirnya yang cemerlang karena dia belum mencetak gol untuk Inggris di ajang internasional paling bergengsi.
Media yang menguntitnya saat dia keluar dari hotel menggambarkan betapa lekatnya perhatian atas dirinya baik di negaranya sendiri maupun di negara lain.
Dan Neymar, yang baru-baru ini saja mengenakan kaus bernomor 10 yang legendaris untuk Brasil, menyaksikan para pendukungnya yang bergelora dari dalam bus.
Di stadion, dia berjalan ke arah lapangan tetapi menyempatkan diri memandang sekilas kaos bernomor 10 yang menjadi kebanggaan tim negaranya di masa lalu.
Neymar, dengan tekanan luar biasa yang akan membuat orang terheran-heran, masih sempat menyunggingkan senyuman.
"Harapan ini –mulai dari beban tanggung jawab yang diberikan negara atas diri mereka hingga daya pikat bersejarah sebuah kaos sepak bola– sangatlah besar, tetapi inilah para pesepak bola yang berhasil dengan gemilang menunaikan tanggung jawab itu," ujar Grasso.
"Para pesepak bola berani mengambil risiko ketika berlaga karena mereka tahu momen hebat biasanya muncul dari upaya untuk mencoba sesuatu yang luar biasa. Tendangan overhead Zlatan tahun lalu, misalnya, atau gol yang di cetak Rooney pekan lalu, momen gemilang tersebut tidak akan tercipta jika mereka tidak berani mengambil risiko," lanjutnya.
"Kita menonton sepak bola dan menantikan momen-momen cemerlang yang tidak terduga seperti itu, terutama karena momen tersebut menginspirasi kita untuk melakukan hal yang sama. Momen-momen istimewa tersebut menyadarkan kita bahwa kita juga bisa mencapai sesuatu yang tampaknya tidak mungkin. Hal-hal seperti itu menjiwai film ini dan mengingatkan para pesepak bola di negara mana pun dan pada tingkat kemahiran mana pun bahwa, 'Kalau Anda bersedia Mengorbankan Segalanya, Anda dapat melakukan apapun yang Anda mau'," imbuhnya.
Men in the Arena disutradarai oleh Jonathan Glazer, sedangkan aspek kreatif digarap oleh Widern + Kennedy Portland.
(nsa)