INDUSTRI musik Indonesia masih terpuruk. Bukan hanya berada di titik nadir secara bisnis karena teknologi digital bikin bangkrut bagi yang mengandalkan CD, namun kualitas lagu yang diciptakan oleh musisi juga jadi pekerjaan rumah yang harus ditingkatkan di 2014.
Sulitnya menjual lagu bisa karena pembajakan dan kualitas lagu, namun boleh lah bikin gimmick dengan mengumbar sensasi yang sifatnya ringan, seperti gambar telanjang hingga berita kasus yang membelitnya.
Walau memang menjadi pemberitaan hangat dalam beberapa hari, namun tetap saja untuk karya tak akan bohong sehingga tetap sulit mendongkrak single atau album.
Apakah ini berarti Indonesia krisis dengan lagu yang berkualitas? Tidak juga! Di sini industri musik terutama televisi yang seharusnya jadi barometer belum maksimal memunculkan bakat-bakat musisi yang kiprahnya sebatas indie. Ya, wajar saja karena media selalu mencoba memenuhi selera masyarakat kebanyakan, bukan sebaliknya.
Lagu dengan lirik sederhana, musik sederhana bisa mudah diterima akal pikiran masyarakat kalangan akar rumput, sehingga musik dangdut koplo yang dikenal lirik ‘jujur’-nya makin ‘menjajah’ acara-acara televisi.
Bukan berarti musisi pop tak ada yang naik daun. Penyanyi Raisa, Astrid, Noah, hingga Geisha masih mampu membuat lagu-lagu yang punya racun cukup kuat, sehingga mereka masih bisa bertahan di industri.
Beruntung bagi para jebolan ajang pencari bakat seperti Fatin Shidqia Lubis, Novita Dewi, dan Mikha Angelo produk dari X Factor Indonesia bisa dikenal dengan baik karena saat kompetisi setiap minggunya mereka tampil penuh dramatis sehingga diingat oleh masyarakat. Sehingga ajang ini alternatif bagi siapa pun yang ingin jadi idola dengan waktu singkat.
Sehingga, Indonesian Idol 2014 kena imbasnya. RCTI mengklaim meraup peserta audisi hingga 200 ribu orang. Kini tinggal menunggu produk Indonesian Idol season 8 tahun 2014.
Walau penjualan fisik sudah melemah, hingga toko kaset Aquarius di Jalan Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, sudah dipastikan akan gulung tikar di penutupan tahun 2013. Sebelumnya, toko kaset Aquarius di Pondok Indah ditutup lebih awal.
Musisi yang punya penggemar setia menawarkan produk yang menarik berkonsep box set (paket entertainment lengkap). Seperti band Ungu, Raisa masih menikmati penjualan album dengan cara ini. Musisi K-Pop sebetulnya sudah lama menjual album berkonsep box set, dan ternyata efektif karena penggemar mendapatkan paket hiburan yang mantap.
Selain itu, box set bisa membuat musisi dengan penggemar lebih intim. Album perdana Cherry Belle pun mengadopsi cara-cara penjualan album ala musisi K-Pop ini.
Pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh industri musik Indonesia adalah penjualan melalui digital. Matinya CD dan kaset tak lepas dari mudahnya mengunduh secara ilegal di internet.
Akan sia-sia jika pemerintah lagi-lagi menggaungkan anti-pembajakan ilegal hanya selesai di upacara dan seminar besar-besaran, namun tak menjalani hukum hak cipta yang sudah ada.
(tre)