CIAMIS– Vokalis Grup Band Jamrud Krisyanto dan Gitaris Jamrud Ricky mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Selain membius ribuan santri, kehadiran vokalis dan gitaris Jamrud memberi kesan khusus bagi keluarga besar Pondok Pesantren Darussalam. Pasalnya, vokalis dan gitaris yang terbiasa dengan pakaian urakan itu tampak mengenakan sorban. Bahkan, gitaris Jamrud Ricky tidak segan menganti celana sontog khas Jamrud dengan kain sarung berwarna hitam.
Jamrud juga menyanyikan dua buah lagu andalanya, yaitu lagu "Berakit-Rakit" dan lagu legendaris yang sempat di nyanyikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono yaitu lagu "Pelangi di Matamu". Penampilannya yang memukau membuat ribuan santri betah tidak mau beranjak dari aula yang penuh. Bahkan beberapa santri dan santriawati spontan maju ke depan untuk mengabadikan aksi Jamrud yang didampingi pengasuh pondok pesantren Chev Fanies sapaan akrap pengasup pesantren KH Icep Fadil Yani Ainusyamsi.
Chev menyebutkan, karekter musik jamrud ternyata ada dalam sejarah musik Islam. Yaitu jenis musik rock atau bahar rajaz (lagu dinamis). “Kami menyambut baik kehadiran Jamrud di pesantren Darussalam. Kehadiran Jamrud diharapkan memberi warna, karena semua orang membutuhkan musik. Karena ada energi positif dalam alunan musik,” kata Icep di sela Bedah Musik dan Teater bersama Krisyanto dan Ricky Jamrud.
Krisyanto menyebutkan, kehadiranya di Darussalam memberi kesan khusus. Di mata Krisyanto, kehadiranya di tengah-tengah santri karena niat ibadah. Menurutnya, kalau di persentasekan antara waktu untuk ibadah, bekerja, tidur, makan dan sekolah. Waktu untuk beribadah merupakan porsi waktu yang paling kecil dalam batas umur manusia rata-rata selama 60 tahun. “Kalau segala-sesuatu kita niatkan ibadah maka porsi waktu ibadah ada dalam setiap kesempatan. Salah satunya memulai pekerjaan dengan mengucapkan basmallah,” kata Krisyanto.
Kris juga sependapat dengan pengasuh pontren Darussalam soal sejarah aliran musiknya yang berkaitan erat dengan bahar rajaz. Sekalipun aliran musiknya berkelas roker, namun setiap syair yang dituangkan dalam lagu jamrud selalu memberikan pendidikan moral dan mengangkat nilai-nilai kebaikan. “Contohnya sekalipun lagu surti tejo, yang dinilai orang agak jorok. Justru lagu itu diambil dari kondisi nyata remaja sekarang, bahkan sudah masuk hingga pedesaan. Dalam lagi itu ada kritik sosial yang perlu kita benahi,” kata Krisyanto.
Gitaris Jamrud Ricky menambahkan, kehadiran musik di tengah arus deras globalisasi sanagat dibutuhkan. Khususnya musik-musik yang menyimpan nilai-nilai moral. Ada tiga pilihan dalam hidup ini, pertama mengikuti jaman ini apa adanya, mau soleh sendirian, atau mau soleh sambil memperbaiki masyarakat sekitar. “Yang pertama tidak akan dipilih karena nalurinya semua orang tidak mau terjerumus atau berbuat buruk. Tapi, untuk pilihan dua soleh sendirian juga tidak mungkin, karena di surga sendirian juga tidak enak,” kata Ricky.
Untuk itu, dirinya melalui Jamrud terus berupaya menjadi soleh sambil memperbaiki keadaan di sekitar. Termasuk mengajak umat muslim lain, untuk sama-sama berbuat soleh. “Kedatangan ke Darussalam salah satunya itu. Apapaun yang kita perbuat, kalu tujuanya baik, hasilnya akan baik pula,” pungkas Ricky.
(uky)