BANDUNG - Film horor terakhir produksi anak negeri yang berkualitas cuma Jelangkung. Setelah era Jelangkung, terjadi pergeseran genre horor menjadi cenderung vulgar.
"Film horor berkualitas buatan Indonesia kandas di era film Jelangkung. Jelangkung menurut saya bagus. Sesudah Jelangkung belum ada lagi (yang bagus)," ujar Ketua Forum Film Bandung (FFB) Eddy D Iskandar, kepada okezone, Kamis (21/7/2011).
Kata Eddy, produser masa kini seolah berlomba-lomba memproduksi film horor yang memajang aktris cantik dan seksi, dengan bumbu adegan intim. Berbeda dengan film horor terdahulu di mana memadukan unsur horor dengan mitos dan budaya masyarakat.
"Saat ini, yang membuat penasaran penonton salah satunya kan seks. Beda dengan dahulu. Ada film hantu yang berkualitas. Misalnya, Ratu Ular yang dimainkan Suzanna. Itu kan memadukan horor dan kultur masyarakat," tuturnya.
Bicara film horor berbumbu seks tak lepas dari kehadiran aktris film porno asing yang sengaja dipasang sebagai pemeran utama. Mendatangkan artis porno menjadi strategi baru bagi pembuat film horor esek-esek. Tujuannya tidak lain dan tak bukan adalah untuk menyedot penonton.
"Produser kan ingin untung," celetuknya.
Seperti diketahui, artis porno seperti Maria Ozawa, Sasha Grey, dan Sora Aoi pernah didatangkan untuk berperan di sejumlah film horor. Produser yang getol mendatangkan artis porno yakni KK Dheraaj (K2K Production) dan Ody Mulya Hidayat (Maxima Pictures).
"Fenomena mendatangkan bintang film porno dunia merupakan upaya untuk menyedot perhatian penonton," imbuh Eddy.
(ang)