Apresiasi Insan Perfilman, Kementerian Kebudayaan Gelar Anugerah Lembaga Sensor Film 2025

Rizqa Leony Putri, Jurnalis
Minggu 09 November 2025 08:34 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada gelaran Anugerah Lembaga Sensor Film 2025. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

JAKARTA – Kementerian Kebudayaan melalui Lembaga Sensor Film mempersembahkan ajang apresiasi dan penghargaan Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025 bertajuk Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia.

Digelar di Studio 5 Emtek City, Jakarta, serta disiarkan langsung dari Indosiar dan Vidio, penghargaan ini tidak hanya menekankan kualitas cerita dan teknis yang baik, tetapi juga membawa pesan positif sesuai norma bangsa dan kategorisasi usia.

Anugerah LSF 2025 yang memadukan unsur edukasi, hiburan, dan budaya ini dibuka dengan penampilan memukau dari Lesti Kejora bersama 16 akademia Dangdut Academy 7.

Penampilan ini menyuguhkan keragaman Nusantara lewat medley lagu daerah yang dinyanyikan penuh harmoni. Mulai dari Dindin Badindin dari Sumatera Barat, Paris Barantai dari Kalimantan Selatan, Si Patokaan dari Sulawesi Utara, Cublak Cublak Suweng dari Jawa Tengah, Yamko Rambe Yamko dari Papua, hingga Gemu Famire dari Nusa Tenggara Timur. 

Dalam diskusi yang dipandu oleh Ramzi, Rina Nose, dan Astrid Tiar, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan unsur yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Untuk itu, jiwa bangga pada budaya Indonesia harus ditanamkan sebagai kekayaan dari keragaman nusantara.

Lebih jauh, dia juga memberikan apresiasi terhadap seluruh insan perfilman Indonesia yang telah berpartisipasi aktif dalam pemajuan ekosistem kebudayaan nasional. Menbud berharap ekosistem sineas Indonesia dapat menjadi etalase budaya yang dapat mengenalkan budaya Indonesia pada kancah global.

“Ekosistem film kita relatif sangat baik. Produksi film lancar, penonton luar biasa, bioskop dipenuhi, dan banyak film berprestasi di festival internasional. Kami ingin film Indonesia semakin berkualitas, membawa cerita yang mencerminkan peradaban dan nilai-nilai kita, serta semakin dikenal dan diapresiasi,” tuturnya.

Kepada seluruh hadirin, Menteri Fadli turut menekankan pentingnya Budaya Sensor Mandiri, baik untuk penonton maupun pembuat film. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan indeks kualitas literasi penonton, sekaligus menjaga nilai-nilai luhur di era media saat ini.

“Sensor diperlukan terhadap hal-hal yang melawan hukum dan sejenisnya. Kita ingin film dan produk budaya kita tetap berada di jalur nilai-nilai kita. Silakan berkarya, dengan mengacu pada koridor hukum dan nilai-nilai Indonesia,” katanya.

Dia juga menyerahkan piala penghargaan kepada kreator poster film 1 Kakak 7 Ponakan yang sukses memenangkan kategori Poster Film Sensor Mandiri Terbaik.

Sebagai pamungkas dari Anugerah LSF 2025, Menbud Fadli Zon bersama Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri, membacakan nominasi Lifetime Achievement, penghargaan yang diberikan kepada pelaku seni yang memiliki karya dan dedikasi untuk pemajuan dan keberlanjutan film tanah air. 

“Malam ini, kita akan memberi apresiasi kepada seorang seniman di industri perfilman tanah air. Ia dijuluki sebagai ‘Guru Keliling’ bagi banyak generasi muda, karena baginya, pengetahuan harus dibagikan dan seni harus terus bergerak untuk kejayaan perfilman Indonesia. Dengan bangga, Anugerah Lembaga Sensor Film 2025 menganugerahkan Lifetime Achievement kepada Garin Nugroho,” ujar Menteri Fadli Zon.

Melalui tayangan video, Ketua Lembaga Sensor Film, Naswardi, sampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh insan perfilman Indonesia. Dia menuturkan bahwa Anugerah LSF berbeda dengan penghargaan karya budaya lainnya, sebab ajang penghargaan ini menyatukan apresiasi terhadap tiga ajang sekaligus, insan pertelevisian, perfilman, dan kepatuhan terhadap budaya sensor mandiri. 

Lebih lanjut, sebagai sebuah lembaga negara yang bersifat tetap dan independen dengan tugas menilai kelayakan film dan iklan film sebelum diedarkan ataupun ditujukan kepada khalayak umum, Naswardi menegaskan peran LSF yang ingin terus memasyarakatkan penggolongan usia penonton kepada seluruh masyarakat Indonesia atau budaya sensor mandiri dan menonton sesuai usia. 

Anugerah LSF tahun kelima memberikan total penghargaan kepada 18 kategori. Materi yang dinilai dari Anugerah LSF 2025 berasal dari total 58.415 film dan iklan film sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024, dengan penjurian yang dilakukan oleh 17 orang anggota LSF dan 20 orang tenaga sensor yang dibagi menjadi enam kelompok.

Jajaran penerima anugerah di enam belas kategori lainnya yakni, kategori Film Bioskop Semua Umur Sensor Mandiri Terbaik diraih oleh Petualangan Anak Penangkap Hantu; Film Bioskop 13+ Sensor Mandiri Terbaik diraih Cinta Dalam Ikhlas; Film Bioskop 17+ Sensor Mandiri Terbaik diraih Siksa Kubur; Film Bioskop 21+ Sensor Mandiri Terbaik diraih Possession: Kerasukan; Jaringan Bioskop Peduli Sensor Mandiri Terbaik diraih XXI; Rumah Produksi Sensor Mandiri Terbaik diraih PT MD Pictures; serta Jaringan Teknologi Informatika Peduli Sensor Mandiri Terbaik diraih Maxstream.

Kemudian, Trailer Film Sensor Mandiri Terbaik diraih Bila Esok Ibu Tiada; Televisi Peduli Sensor Terbaik diraih ANTV; Televisi Sensor Mandiri Terbaik, Indosiar; Televisi Peduli Kebudayaan diraih Trans TV; Televisi Peduli Pendidikan diraih GTV; Iklan Komersial Sensor Mandiri Terbaik, Livin’ Versi Warung dan Pasar; Iklan Layanan Masyarakat Sensor Mandiri Terbaik diraih Wonderful Indonesia ‘Bidadari Turun di Likupang’ versi 8 menit; Kementerian dan Lembaga Peduli Sensor Mandiri Terbaik diraih Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia; dan Lembaga Pendidikan Peduli Sensor Mandiri Terbaik diraih Akademi Film Yogyakarta.

Anugerah LSF 2025 dimeriahkan oleh sederet pelakon, pesohor, serta musisi kenamaan tanah air, antara lain Dewi Persik, Lesti Kejora, Randy Pangalila, Quinn Salman, dan Prince Poetiray hingga Ungu. Hadir pula perwakilan kementerian serta akademisi, seperti halnya Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, serta Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Widodo Muktiyo.

Sementara itu, turut hadir untuk mendampingi Menteri Kebudayaan, di antaranya Sekretaris Jenderal, Bambang Wibawarta; Inspektur Jenderal, Fryda Lucyana; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; serta Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Komunikasi Publik, Muhammad Asrian Mirza. 

(Wul)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Celebrity lainnya