"Jadi kadang saya agak sebelnya juga. Gila zaman gua dulu, gua harus naik kereta dari Surabaya ke Jakarta hanya untuk mendengarkan ini ke produser," katanya.
Tak berhenti di situ, sebab mereka harus mendatangi satu per satu kantor label rekaman besar yang ada di ibu kota dengan transportasi umum.
"Dan harus kita samperin satu-satu. Harus naik angkot dulu, harus naik Metromini dulu ke kantornya produser, ke Sony Music, ke Musica, ke Aquarius," tambahnya.
Meski demikian, Piyu mendukung perkembangan teknologi yang ada. Fenomena ini menurutnya menjadi bukti perubahan lanskap industri musik secara drastis, memangkas proses yang lebih rumit menjadi efisien.
(kha)