“Melihat perkembangan perfilman Indonesia dalam setahun terakhir benar-benar membanggakan. Kita menyaksikan peningkatan kualitas luar biasa, baik dari segi cerita maupun teknis, dan hadirnya keberagaman genre," tuturnya.
"Kemunculan genre animasi dengan capaian barunya menandai babak menjanjikan bagi industri kita. Saya berharap FFI tahun ini menjadi momen selebrasi sekaligus refleksi bahwa kita sedang berada di jalur yang tepat menuju industri film yang makin kuat, inklusif, dan berdaya saing di kancah global,” kata Ario Bayu.
Ario Bayu juga menekankan semangat kolaborasi dalam penyelenggaraan tahun ini. “FFI tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga momentum strategis untuk menguatkan sinergi antarlembaga dan asosiasi profesi perfilman," ujarnya.
Ia menambahkan, FFI didukung penuh oleh kolaborasi lintas instansi, baik Kementerian Kebudayaan RI, Badan Perfilman Indonesia, asosiasi profesi, komunitas film, maupun lembaga terkait lainnya, demi ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Hadir turut memberikan sambutan, Ketua Bidang Penjurian FFI 2025 Budi Irawanto menjelaskan penyempurnaan sistem penjurian yang dilakukan tahun ini.
“Esensi sistem penjurian tetap mengkombinasikan penilaian kuantitatif dan kualitatif yang mendudukkan film, baik sebagai produk industri yang populer maupun karya budaya," ucapnya.
Ia menegaskan, penyempurnaan tahun ini dilakukan berdasarkan evaluasi pelaksanaan sebelumnya, hasil FGD dengan pemangku kepentingan pada 2024, serta penyesuaian agar lebih efektif dan adaptif.
Dalam peluncuran ini juga diperkenalkan struktur Komite FFI 2025–2026 yang terdiri dari Ketua Bidang Penjurian Budi Irawanto, Ketua Bidang Program Prilly Latuconsina, Ketua Pengembangan Usaha dan Pemasaran Ein Halid, Kepala Sekretariat Aryani Lydia, Ketua Bidang Keuangan Rahajeng Paramesrani, Humas Penjurian Michael Ratnadwijanti, dan Ketua Bidang Kreatif Rangga Djoned.