JAKARTA - Robby Purba bahas pengalaman mistis mencekam para peserta makrab di perkemahan mahasiswa. Suasana perkemahan yang sebelumnya ramai dan penuh semangat berubah penuh ketegangan saat malam pertama acara makrab.
Makrab yang dilakukan di lereng gunung mendadak menjadi tegang ketika para peserta mengalami kesurupan massal. Sekitar pukul 00.30, juru kunci datang membawa sajen dan air putih yang digunakan untuk menyembuhkan peserta.
Setelah meminum air tersebut, para peserta perkemahan yang kesurupan mulai sadar kembali. Namun mereka masih diliputi oleh rasa takut. Juru kunci bingung kenapa panitia tidak memberitahunya sejak awal.
Namun sebenarnya, panitia sudah berusaha mencari keberadaan sang juru kunci. Tapi dia baru tiba di lokasi kejadian saat kondisi semakin parah. Sajen di pohon beringin pun menambah keanehan karena terdapat benang, paku, dan jarum di sana.
Pada hari ketiga, situasi semakin seram. Karena kelelahan, kegiatan senam pagi yang harusnya dilakukan pun terpaksa dibatalkan. Namun, ketegangan yang sudah mereda sejenak kembali memuncak ketika angin kencang membawa debu tebal.
Salah satu peserta yang sebelumnya kesurupan mulai berteriak, memperingatkan agar semua orang segera pulang karena ‘pasukan sudah turun’. Pesan tersebut membuat semua peserta panik.
Atas arahan sang juru kunci, mereka bergegas meninggalkan lokasi. Namun, proses kepulangan tidak semudah itu. Sebelum meninggalkan area, setiap peserta dipastikan meminum air putih terlebih dahulu.
Saat keluar dari gapura, beberapa orang melihat burung gagak memenuhi pohon beringin. Setelah semua peserta pulang ke rumah masing-masing, gangguan masih terus berlanjut.
Beberapa peserta kembali mengalami kesurupan, bahkan ada yang ingin kembali ke lokasi perkemahan. Dalam kondisi lelah, panitia mengantar peserta tersebut kembali ke perkemahan.