“Saya mengutuk serangan teroris terhadap warga sipil, di mana pun,” ungkapnya.
“Merugikan perempuan dan anak-anak serta menimbulkan teror tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi gerakan Palestina Merdeka. Saya percaya jauh di lubuk hati saya, bahwa tidak ada anak, tidak ada orang di mana pun, yang boleh diambil dari keluarganya baik untuk sementara atau selamanya. Ini berlaku untuk orang-orang Israel dan Palestina,” sambungnya.
Melihat konflik yang sedang berlangsung, Bella mengaku sulitnya menjadi orang Palestina, di dunia yang melihat mereka hanya sebagai teroris yang menolak perdamaian. Padahal hal itu sama sekali tidak benar.
Dia menceritakan pengalaman sang ayah yang berdarah Palestina. Sang ayah lahir di Nazareth pada tahun 1948, tahun yang disebut orang Palestina sebagai Nakba, di mana 750.000 warga Palestina menjadi pengungsi. Dia mengatakan keluarga ayahnya diusir dari Palestina dan dipaksa menjadi pengungsi.
Supermodel tersebut menulis bahwa selama 75 tahun, keluarganya telah menyaksikan invasi brutal pemukim yang mencakup penghancuran seluruh komunitas serta pembunuhan berdarah dingin dan pemindahan paksa keluarga dari rumah mereka. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang tak terbayangkan.