Rumahnya Terancam Disita, Guruh Soekarnoputra Telah Upayakan Mediasi

JAKARTA - Pengacara Guruh Soekarnoputra, Simeon Petrus mengaku kliennya telah mengupayakan mediasi dengan Susy Angkawijaya sejak 2014 lalu.

Namun upaya mediasi tak kunjung menemui kata sepakat alias deadlock, belum menemui titik terang. Akta Jual Beli (AJB) rumah menjadi materi gugatan Susy Angkawijaya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

"Bicara mediasi, itu dari 2014 dan berlanjut sampai sekarang, mereka nggak menyetujui sampai sekarang. Soal angka juga dan jadi deadlock sampai sekarang, dari mulai sidang 2014 kami masih mengupayakan perdamaian," ujar Simeon Petrus saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dengan belum menemui kata sepakat, Simeon membeberkan, kliennya belum sama sekali mendapatkan uang dari hasil Akta Jual Beli (AJB) rumah dari kesepakatannya dengan Susy Angkawijaya.

Dalam perjanjiannya, Guruh Soekarnoputra dijanjikan menerima uang senilai Rp16 miliar untuk membayar Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), senilai uang Rp35 miliar serta bunga dalam jatuh tempo tiga bulan kepada Suwantara Gautama.

"Di perkara kami persoalkan, tidak pernah ada pembayaran dan uang Rp16 miliar itu tak pernah ada, Mas Guruh pikir hanya untuk sementara, tapi tidak pernah ada. Mas Guruh hanya tanda tangan saja,"tegas Simeon Petrus

Lebih lanjut, pengacara Guruh Soekarnoputra ini menuturkan di dalam AJB, terdapat klausul-klausul tertentu dibuatkan notaris. Bahkan tertera pula, Susy Angkawijaya telah membayar AJB, senilai R 16 miliar sesuai kesepakatan di awal.

Dengan berpacu pada AJB ini, pihak Guruh Soekarnoputra merasa adanya kejanggalan, sebab dari awal, ia belum menerima uang Rp16 Miliar sesuai kesepakatan. Terlebih lagi, adanya putusan PN Jaksel, meminta Guruh untuk mengosongkan rumah mewahnya.