Melihat Fico yang mulai bosan menghisap tembakau gorila lantaran hanya mendapat efek pusing, membuat teman-temannya menaikkan jenis tembakau, yang awalnya raja monyet (gorila), menjadi dewa (hanoman). Ia pun mengaku bertahan dengan mengonsumsi tembakau tersebut selama 1 tahun dan rela membeli hanoman seharga Rp500 ribu per-plastik.
"Hal yang tidak gue sangka mereka meng-upgrade jenis tembakau tersebut, dari yang tadinya raja monyet, gorilla, menjadi dewa namanya tembakau hanoman. Rasanya lebih menekan tapi gue suka."
"Setiap dipakai, gue kayak orang bego gitu, bengong-bengong dan yang gue sadari adalah pantesan orang bego gak bisa dibilangi karena orang bego itu jadi enak," ucapnya.
Namun tak lama setelahnya, Fico mengaku berhasil terlepas dari tembakau hanoman. Hal itu terjadi usai ia menyibukkan diri dengan segudang aktivitas dan melihat kesuksesan teman-teman seperjuangannya yang tak lagi sejajar dengannya.
"Teman-teman seangkatan gue sudah pada maju, jauh di depan gue. Ernest, Arie, Kemal, Babe, semua yang tadinya beriringan sudah tidak sejajar lagi. Mereka maju dengan kesadaran, gue stuck dengan bengong dan begonya gue," paparnya.
"Gue lelah berkutat dengan sesuatu yang membuat gue tidak maju. Akhirnya gue berspekulasi bahwa gue sudah harus mengakhiri semua ini," pungkasnya.
(dwk)