"Karena sosok Hanif merupakan seorang jurnalis, Rako menganalogikan jika selama ini kamera menyorot lapangan dimana tekel beterbangan dan gol tercipta, kini kamera diputar balik ke pinggir lapangan untuk menangkap semua aksi dibalik layar sebuah klub Premier League bekerja,” lanjutnya.
Baca Juga: Peran Vanesha Prescilla Digantikan Mawar De Jongh, Begini Respons Adipati Dolken
Bagi sang sutradara, Rako, menilai film ini sangat cocok disaksikan bersama keluarga lantaran memiliki nilai-nilai yang bisa diambil seperti hubungan persahabatan juga hubungan ayah dan anak.
”Pep (Pelatih Manchester City) adalah seorang maestro. Jelang syuting film “Pemburu di Manchester Biru” dimulai, kami menyaksikan langsung laga City vs Liverpool. Disitu saya dapat menangkap atmosfer di Etihad Stadium, serta komplek City Football Academy, tempat dimana karakter Hanif bekerja setiap harinya. Ada nilai keluarga juga yang bisa diambil dari cerita ini terkait hubungan ayah dan anak, serta budaya merantau urang Minang,” ujar Rako.
Film “Pemburu di Manchester Biru” diseluruh bioskop di Indonesia tanggal 6 Februari 2020.
(edh)