JAKARTA - Genre dangdut koplo memang tengah menjadi sebuah karya baru bagi musisi Indonesia yang cukup diminati para penggemar musik. Apalagi ditambah dengan lirik lagu berbahasa Jawa yang belakangan menjadi sukses usai kemunculan sosok Nella Kharisma hingga Via Vallen.
Baca Juga: Serba Hitam, So Ji Sub Disambut Fans saat Tiba di Jakarta
Lewat keduanya, dangdut tak lagi diidentikkan dengan musik yang bisa dibawakan dengan gaya yang seronok, baik dalam goyangan ataupun pakaian. Keduanya terbilang cukup sopan dan berpenampilan sangat eye catching, meski jauh dari kesan memperlihatkan kemolekan tubuh.
Saat ini, dangdut koplo tak hanya sekadar membicarakan tentang cinta dalam setiap lagu-lagu dengan lirik berbahasa Jawa tersebut. Sesekali dangdut koplo pun hadir dan membahas cerita berbeda, salah satunya dengan membahas soal seorang tokoh politik.
Pedangdut asal Nganjuk, Jawa Timur, Eni Setyaningsih atau Eny Sagita, diketahui menjadi penyanyi yang baru-baru ini merilis tembang tentang kekagumannya terhadap sosok Gus Dur. Dalam lagu yang diciptakan oleh Dhalang Poer tersebut, wanita 34 tahun ini nampak mengungkapkan apa saja yang sempat dilakukan masyarakat kepada idolanya tersebut saat beliau masih hidup dan menjabat sebagai presiden.
Lagu yang dirilis pada 3 Maret 2019 kemarin di akun YouTube Channel Eny's Production tersebut diketahui telah ditonton lebih 140 ribu kali. Bahkan tak sedikit masyarakat yang membenarkan isi dari lagu yang dibawakan Eny Sagita tersebut.
Baca Juga: Deretan Pose Kocak Chika Jessica saat Berlibur ke Jepang
Berikut lirik lagu milik Eny Sagita berjudul Gus Dur, dalam bahasa Indonesia:
Tidak ada tiga tahun, engkau jadi Presiden, dipaksa turun parlemen.
Katanya kasus itu, katanya kasus ini, tapi tidak ada nyatanya.
Jadi lawan politik, orde baru
Jadi korban ambisi, reformasi palsu
Walaupun tuna netra, tapi mengerti hatimu, mana kucing mana anjing
LSM atau Partai, Ormas ataupun RT, yang penting tingkah lakunya.
Teringat nasehatmu, yang sederhana
Agama mengayomi alam semesta
Reff:
Ketika engkau pergi banyak yang merasa kehilangan
Pendekar rakyat yang sudah rela jadi korban
Dihadang sana sini karena membela rakyatnya
Yang dianggap tidak penting dan selalu disingkirkan
(LID)