JAKARTA - Salah satu personel dai grup band Seringai, Edy Khemod berpendapat bahwa layanan streaming musik digital, sangat membantu mempermudah para musisi independen (indie) untuk mendistribusikan karya-karya mereka.
Menurut drummer Seringai tersebut sejak 2 atau 3 tahun terakhir para pendengar musik di Indonesia memilih beralih ke platform musik secara online.
"Menolong banget ya, gua ngerasain zaman dulu susah payah mau mengindustrikan musik kita, sekarang dengan mudahnya terdistribusi," ujar Edy Khemod saat ditemui di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).
"Tapi ngaruh banget sih menurut gua. Jadinya cepat orang sekarang, dan sekarang orang itu adaptif banget ya. Dulu mah gua enggak kepikiran masuk gini-gini. Karana kita mah old school yang terbiasa merilis fisik kayak gitu-gitu kan," lanjutnya.
Oleh sebab itu, Seringai memutuskan untuk merilis secara resmi seluruh katalog dari album-album mereka secara ekslusif di layanan streaming musik digital, JOOX pada hari ini. Ketiga album itu adalah High Octane Rock (2004), Serigala Militia (2007), dan Taring (2012).
Baca Juga: Sempat Ditolak, Berkas Narkoba Roro Fitria Segera Dikembalikan ke Kejaksaan Tinggi
Baca Juga: PN Jakbar Pastikan Nama Ayluna Putri Ajukan Permohonan Ubah Kelamin
"Nah akhirnya kita baru sekarang mutusin untuk masuk karena mendekati kita mau rilis album. Ya sudah kita pepetin dengan mau rilis album. Kita keluarin back catalog sebagai pemanasan," papar Edy Khemod.
Selain perubahan cara mendengar masyarakat kebanyakan, alasan Seringai memutuskan untuk memasukkan seluruh albumnya ke platform musik digital adalah karena merasa sudah didesak oleh para penggemarnya.
"Pengin kok, kita generasi menolak tua. Ternyata enggak bisa ya, generasi sekarang cepat adaptif banget. Perubahan pola mendengarnya itu semuanya sudah distreaming semua. Iya sudah enggak tahan gua ditanya-tanya mulu, nih makan," tutupnya sembari tertawa.