Film Dokumenter Freedom Bakal Ungkap Sisi Kelam George Michael, Terutama Kisah di Tahun 1991

Tachta Citra Elfira, Jurnalis
Rabu 11 Oktober 2017 17:33 WIB
George Michael (Foto: Billboard)
Share :

LONDON – Meski ia telah hilang, tetapi lagu Natal yang ia ciptakan tetap menjadi lagu yang klasik. Penyanyi almarhum yang meninggal pada hari Natal 2016 di usia 53 tahun George Michael mengingatkan kita saat ia kehilangan dua orang yang paling ia sayangi dalam proyek terakhirnya, George Michael: Freedom.

Dalam film dokumenter berdurasi 90 menit yang ia kerjakan sebelum hari kematiannya tiba, Michael mengatakan kepada publik bagaimana ucapan cinta pertamanya untuk Anselmo Feleppa dan ibunya Lesley Angold Panayiotou secara emosional menimpanya, khususnya selama lima tahun, tahun antara kematian.

(Baca Juga: Akhir Tahun, Ahmad Dhani Ajak Mulan Jameela Kunjungi El Rumi di London)

(Baca Juga: Angelina Jolie dan Gwyneth Paltrow Akui Sempat Jadi Korban Harvey Weinstein)

"Ini adalah kisah tentang bagaimana ketenaran dan tragedi campur tangan," kata Michael dalam film dokumenter tentang kehidupan pribadinya saat popularitas bandnya.

Film tersebut juga menggambarkan emosinya saat ia merasa seperti “diangkat oleh para dewa,” legenda musik tersebut membuka juga tentang rasa sakit yang dirasakannya dari Natal tahun 1991 sampai Desember 1996.

"Sejak saya mengetahui tentang pasangan saya pada hari saya dapat mengatakan bahwa saya membaik dari ibu saya, itu hanya ketakutan terus-menerus. Itu entah ketakutan akan kematian, atau takut akan kematian berikutnya. Saya tidak pernah merasakan depresi semacam itu. Itu adalah saat yang paling gelap," ungkap Michael.

Pelantun “One More Try,” itu menandakan Hari Natal pada 1991 sebagai “masa paling gelap dan paling menakutkan dalam hidup saya.”

Michael mengingat saat ia menunggu di Inggris untuk mengetahui hasil diagnosis AIDS pada perancang busana Feleppa di Los Angeles, sementara hubungan mereka dirahasiakan dari publik juga keluarga mereka.

"Saya duduk di meja Natal tanpa mengetahui apakah pasangan saya, yang orang-orang di sekitar meja tidak tahu, tidak tahu apakah pria yang saya cintai itu sakit parah, oleh karena itu saya tidak tahu apakah saya, yang berpotensi, sakit parah,” ucap Michael.

(Baca Juga: FOTO: Innalillahi, Ayahanda Sule Meninggal Dunia)

(Baca Juga: VIDEO: Tersangka Paedofil Ditangkap, Nafa Urbach Masih Waspada)

Diketahui, Michael dan Feleppa pertama kali bertemu pada Januari 1991 di konser Rock in Rio, dan chemistry mereka instan terjadi, menurut bintang tersebut. "Di depan 160.000 orang ada orang ini di sisi kanan panggung yang baru saja membuat saya terlihat seperti ini," Michael menjelaskan. "Dia sangat lucu. Saya begitu terganggu olehnya, saya menjauh dari sudut itu, karena jika tidak, saya pikir saya akan benar-benar terganggu dan melupakan kata-katanya. Begitu aku melihatnya, aku merasa dia akan menjadi bagian dari hidupku."

Baru berjalan beberapa bulan percintaan mereka, Feleppa sakit karena flu dan disarankan untuk melakukan tes HIV saat menginap di rumah Michael di LA.

"Saya ingat melihat langit dan berkata,'Jangan berani melakukan ini padaku!',” kata Michael berbagi dalam film dokumenter.

Feleppa akhirnya memilih untuk tidak terbang bersama Michael di Inggris sampai tahun baru ketika dia menyampaikan kabar bahwa dia positif HIV.

"Saya benar-benar hancur untuk mengetahui bahwa dia menderita penyakit parah, hanya hancur," imbuh Michael.

Sementara masih berkabung atas kehilangan cinta pertamanya, Michael mengalami patah hati tak lama setelah 1996 ketika ibunya diberi tahu bahwa kankernya sudah dalam tahap akhir, dan dia diizinkan untuk menghabiskan Natal terakhirnya bersama keluarga di rumah.

"Saya begitu hancur dan merasa sangat terpikat oleh para dewa. Untuk semua masa dewasanya dia sangat fenomenal. Mengerikan, kehilangan yang mengerikan," ungkap Michael tentang kehilangan ibunya karena penyakit ini, beberapa bulan kemudian pada Februari 1997.

Michael mengungkapkan rasa sedihnya atas kehilangan dua orang yang paling ia cintai, ”Saya tidak pernah merasakan depresi semacam itu. Itu adalah sesuatu yang berbeda dengan kesedihan. Itu adalah di atas kesedihan, saya berduka untuk ibuku masih, tapi itu adalah sesuatu yang lain. Ini adalah saat yang paling gelap.”

Film dokumenter George Michael: Freedom dibuat bertujuan untuk bagaimana masyarakat mengetahui bahwa Michael adalah salah satu artis paling berpengaruh sepanjang masa di dunia permusikan.

George Michael: Freedom akan debut di AS pada 21 Oktober, di waktu setempat. Di mana tanggal tersebut merupakan 10 bulan tepat setelah Michael meninggal dunia. Demikian dinukil dari Daily Mail.

(aln)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Celebrity lainnya