CELEB STORY: Sebelum Sukses Jadi Aktor Hollywood, Sylvester Stallone Pernah Jadi Gelandangan hingga Main Film Porno

Lidya Hidayati, Jurnalis
Minggu 14 Mei 2017 20:02 WIB
Sylvester Stallone (Foto: Dailymail)
Share :

LOS ANGELES – Jika melihat sosok Sylvester Stallone yang sukses, kaya raya, dan terkenal sekarang, orang tak akan percaya jika Stallone pernah hidup susah. Tak akan ada yang menyangka jika anak sulung dari dua bersaudara itu pernah merasakan susahnya jadi gelandangan hingga menjadi bintang film porno.

Stallone lahir pada 6 Juli 1946 dari pasangan Frank Stallone Sr, seorang penata rambut dan kecantikan, dan Jacqueline Stallone, seorang mantan penari. Saat melahirkan, ibu Stallone mengalami komplikasi yang membuat dokter harus menggunakan forceps untuk membantu kelahirannya. Sayangnya, dokter melakukan kesalahan yang membuat sejumlah saraf di wajah Stallone kecil rusak. Akibatnya, wajah bagian kiri Stallone seperti mulut, lidah, dan dagu tak bisa digerakkan.

Sylvester Stallone (Foto: HollywoodReporter)


Penderitaan Stallone kecil tak berhenti sampai di sana. Kondisi ekonomi keluarganya yang tak terlalu bagus membuat Stallone mengidap malnutrisi hingga dia menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yang cukup menghambat sekolahnya.

 

Tukang Bully, dibully, dan dikeluarkan dari 14 sekolah

Kondisi fisiknya yang kurang sempurna dan ketidakmampuannya untuk berbicara secara normal menjadikan Stallone sebagai korban bully di sekolahnya. Untungnya, Stallone kecil tak gampang menyerah. Dengan bantuan sang ibu, Stallone mengakali kekurangannya dan terus belajar untuk memperbanyak perbendaharaan kata.

Terus-terusan di-bully, Stallone akhirnya bangkit. Dalam sebuah wawancara 2014 silam, Stallone mengatakan jika sempat menjadi tukang bully di sekolah. Tanpa malu Stallone menyatakan jika dia cukup menikmati momen-momen ketika tangannya memukul siswa lain di sekolah.

Sylvester Stallone (Foto: Popopic)

“Aku di sekolah dan ada tukang bully yang besar dan dia datang mengejarku, jadi aku mencoba untuk menghindar dan mulai memukulinya. Dan aku semacam, ‘Wow, oke, aku menyukainya.’ Kemudian aku menjadi tukang bully di sekolah sampai seseorang yang lebih besar datang dan mengalahkanku,” ujar Stallone seperti dilansir Lollipop.

Sebagai pembelaan, Stallone menyalahkan ADHD yang dideritanya. Bintang Rambo ini berdalih kelainan yang dideritanya karena malnutrisi itu membuatnya jadi hiperaktif dan sebagai pelampiasan, dia suka memukul orang. Hal itu pulalah yang akhirnya membuat Stallone dikeluarkan dari hampir 14 sekolah.

Sylvester Stallone (Foto: Telegraph)

“Sekarang kalian mungkin bisa mengatakan jika aku sedikit hiperaktif dan memang itulah nyatanya. Dulu (saat sekolah), mereka tak punya toleransi jika sudah menyangkut ini. Jika kau ketahuan menggoda beberapa gadis, bolos, melihat ulat merambat di lenganmu, hal-hal seperti ini yang membuatmu lebih tertarik daripada dengan sekolah, kau didepak!” papar Stallone.

Ia melanjutkan, ”Apalagi di sekolah-sekolah Katolik. Akhirnya mereka (pihak sekolah) bilang, ‘Kau tidak boleh kembali lagi ke sekolah. Titik.’ Dan aku langsung, ‘Oke, aku akan menjadi aktor.’”

Sylvester Stallone (Foto: Dailymail)

Dan begitulah, Stallone remaja mulai membangun mimpinya menjadi aktor. Setelah di-bully dan mem-bully, Stallone mulai menyadari jika dia punya mimpi sebagai seorang aktor. Dikutip dari Quora, ketertarikan Stallone pada akting pertama terlihat ketika dia masuk sekola di Philadelphia.

Stallone terus mengejar mimpinya sebagai aktor hingga bangku kuliah. Dia bahkan tak ragu untuk meninggalkan pendidikannya di Jenewa, Swiss untuk pindah ke New York demi menggapai impiannya berakting. Di New York, Stallone berkali-kali mengikuti audisi namun tak satupun yang sukses.

Jadi gelandangan dan main film porno

Beranjak dewasa, keadaan ekonomi Stallone tak kunjung membaik. Setelah menikah, kondisi ekonomi Stallone bisa dikatakan makin memburuk. Keyakinannya untuk menjadi aktor membuat Stallone tak ingin mencoba pekerjaan lain, sehingga ia dan keluarganya pun tak ada pemasukan.

Saking miskinnya, Stallone sampai menggadaikan perhiasan-perhiasan sang istri. Uang tak seberapa yang didapat digunakan untuk menyambung hidup. Namun tentu saja uang tersebut tak bisa lama menopang kehidupan Stallone dan istri.

Sylvester Stallone (Foto: Cineplex)

Puncaknya, Stallone pun diusir dari apartemen tempatnya tinggal. Alhasil, ia harus merasakan beratnya tinggal di jalanan dan menjadi gelandangan. Meski dalam keadaan seperti itu, Stallone tetap tak mau menyerah menggapai mimpinya sebagai seorang aktor dan menolak mencoba pekerjaan lain yang ditawarkan padanya.

Berhari-hari tinggal di jalanan, Stallone akhirnya menemukan sedikit titik terang. Setelah berhari-hari tinggal dan tidur di terminal bus, Stallone mendapat tawaran berakting! Sayangnya, tawaran akting tersebut bukan untuk sebuah film pada umumnya, melainkan film porno.

Keluarga Sylvester Stallone (Foto: Senior City)

Dalam wawancara dengan majalah Playboy, Stallone mengatakan sejatinya ia sama sekali tak ingin menerima tawaran film porno tersebut. Tapi keadaan tak memberinya pilihan. Stallone menceritakan jika kehidupannya saat itu sangat miris sehingga ia tak punya pilihan lain selain menerima tawaran bermain film dewasa itu.

“Pilihannya adalah bermain film itu atau merampok seseorang karena aku benar-benar ada di ujung, sangat di ujung tanduk. Alih-alih melakukan sesuatu yang nekat, aku bekerja selama dua hari, dibayar 200 Dolar, dan keluar dari terminal bus itu,” cerita Stallone.

Sylvester Stallone (Foto: Wikipedia)

Dengan 200 Dolar di tangan, upah menjadi bintang film porno, tak banyak perubahan berarti yang terjadi dalam kehidupan Stallone. Selain bisa kembali merasakan nikmatnya tinggal di rumah, Stallone masih tak punya pekerjaan tetap.

Sampai akhirnya pada suatu hari, Stallone melihat pertandingan tinju antara Weppner dan Muhammad Ali saat ia sedang santai di rumah. Melihat Ali memukul habis lawannya namun Weppner terus bangkit dan memberikan perlawanan balik memberi inspirasi bagi Stallone untuk menulis skenario film. Setelah itu, selama 24 jam lebih, Stallone menulis skenario yang nantinya menjadi dasar cerita Rocky.

Perpisahan dan reuni mengharukan dengan butkus, sang anjing

Berbekal skenario yang ditulisnya, Stallone mulai menemui produser-produser film untuk menjual ceritanya. Tentu saja, Stallone yang saat itu bukanlah siapa-siapa terus mendapatkan penolakan. Selama berbulan-bulan, Stallone mendatangi satu per satu produser dengan harapan salah satu dari mereka akan tertarik dengan ceritanya.

Waktu terus berjalan, Stallone tak kunjung sukses menjual skenarionya, uang di dompet pun kian menipis. Akhirnya, pada suatu hari, Stallone kembali kehabisan uang dan terpaksa menjual anjing sekaligus sahabat terbaiknya, Butkus. Di depan toko minuman, Stallone menawarkan Butkus pada orang-orang hingga akhirnya seseorang membelinya dengan harga 50 Dolar.

Sylvester Stallone dan Butkus (Foto: Total Rocky)

Setelah mendapat suntikan dana yang tak seberapa, Stallone kembali fokus menjual skenarionya. Untungnya, sebuah rumah produksi tertarik dengan cerita Stallone dan setuju untuk membelinya serta menjadikannya sebuah film. Namun, kesepakatan tak terjadi begitu saja. Sutradara terpaksa membatalkan kesepakatan dengan Stallone setelah ia mengatakan ia ingin menjadi pemeran dalam ceritanya tersebut.

“Mereka ingin memakai aktor yang terkenal kala itu. Dan sutradara-sutradara terkenal batal (membeli ceritanya) saat tahu aku ingin terlibat dalam film. Mereka lari,” kata Stallone seperti dikutip Business Insider.

Sylvester Stallone (Foto: IndianExpress)

Beberapa minggu kemudian, sutradara tersebut kembali menghubungi Stallone dan menawarkan harga 100 ribu Dolar untuk ceritanya. Namun Stallone tak mau menerima tawaran itu karena sutradara menolak menjadikannya sebagai pemeran utama. Tawar menawar terus terjadi hingga sutradara menawarkan 400 ribu Dolar, tetapi Stallone bersikukuh ingin bermain di dalam ceritanya karena dia yakin dirinya adalah seorang aktor.

Setelah berminggu-minggu, sutradara akhirnya setuju untuk menjadikan Stallone sebagai tokoh Rocky dalam ceritanya. Namun sebagai gantinya, mereka hanya akan membeli ceritanya dengan harga 25 ribu Dolar karena tim tak mau rugi mengingat Stallone bukanlah siapa-siapa kala itu.

Keluarga Sylvester Stallone (Foto: People)

Dengan uang 25 ribu Dolar di tangan, hal pertama yang dilakukan Stallone adalah membeli kembali Butkus. Dari penjualan awal 50 Dolar, Stallone berniat menebus anjingnya dengan harga 150 Dolar. Namun sang pemilik menolak. Kesepakatan akhirnya tercapai. Stallone kembali mendapatkan sang sahabat ketika si pemilik setuju menjual Butkus dengan harga 15 ribu Dolar.

Setelah itu, roda kehidupan Stallone mulai berputar ke atas. Skenario terjual, berkumpul kembali dengan Butkus, film Rocky di luar ekspektasi laku keras dan sukses besar, dan mimpi Stallone menjadi aktor mulai menjadi nyata. Kini, tak ada insan perfilman yang tak mengenal Stallone. Sosok yang dulu pernah jadi gelandangan dan membintangi film porno itu sekarang dikenal sebagai salah satu aktor gaek dan legendaris, tak hanya di Hollywood, tapi juga perfilman dunia.

Sylvester Stallone (Foto: Newsbuster)

Akhir Maret 2017 lalu, Stallone menceritakan betapa pentingnya Butkus dalam hidupnya. Ia mengunggah foto lawas hitam putihnya dengan Butkus dan menulis cerita mengharukan perjalanannya bersama Butkus yang penuh lika-liku.

“Aku jelas menyukai gambar-gambar seperti ini. Ketika aku 26 tahun, benar-benar miskin, tak menjadi apa-apa, hanya punya dua pasang celana yang hampir tak cukup, sepatu berlubang dan mimpi menjadi sukses yang sejauh matahari (untuk diraih). Tapi aku punya anjingku, Butkus, teman terbaikku, sosok kepercayaanku. Yang selalu tertawa pada leluconku dan menyesuaikan dengan moodku dan satu-satunya sosok yang mencintaku apa adanya,” tulis Stallone sentimental di Instagram.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Celebrity lainnya