JAKARTA - Suami Irma Bule, Andri, mengunjungi kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak hari ini (25/4/2016). Hal tersebut dilakukan dengan upaya melindungi ketiga anaknya, dari trauma setelah kehilangan ibu mereka, dalam insiden terpatuk ular.
Arist Merdeka Sirait, selaku ketua dari Komnas Perlindungan Anak, menyatakan bahwa anak pertama Irma, sudah mulai menunjukkan trauma. Terlebih, ketika mendengar sang ayah berkonsultasi mengenai kematian Irma. Meski Arist tidak secara langsung bertanya kepada anak pertama Irma, ia sudah bisa menebak, bahwa anak tersebut kini membutuhkan perhatian yang lebih akibat trauma yang dihadapi.
"Paling tidak karena kami bercerita tadi, anaknya yang besar ini tahu persis apa yang sedang terjadi. Saya tidak langsung melakukan dialog verbal. Namun, dia mendengarkan percakapan kami, itu dia sudah mengeluarkan air mata. Anak ini sudah tahu bahwa ibunya meninggal terpatok ular. Namun, sepertinya belum percaya karena masih nanya kapan pulang kerjanya. Dan itu yang menjadi perhatian kita," ujar Arist.
Lebih lanjut Komnas perlindungan anak akan memberikan terapi kepada ketiga anak almarhumah Irma Bule untuk memulihkan keadaan mereka. Namun lamanya proses pemulihan tersebut tergantung kepada kondisi ketiga anak tersebut.
"Tergantung kesiapan dari korban. Kasiapan dari anak itu. Bisa satu bulan, bisa dua bulan, bisa satu tahun, bahkan bisa juga sulit. Kita saat ini sedang menginterview dibelakang untuk menentukan nanti terapinya akan berbentuk apa. Apakah klinik atau non klinik, atau lewat bermain dan sebagainya. Tapi memang harus dibawa sambil bermain," tukasnya.
(fik)