JAKARTA - Lima hari sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Misbach Yusa Biran sempat mengirim SMS kepada sahabatnya, JJ Rizal. Dia membincangkan perihal buku tentang kumpulan tulisan-tulisannya dari tahun 1950-an.
Rizal menyesal karena belum sempat menengok sutradara film, penulis skenario film, drama, cerpen, kolumnis, dan sastrawan serta pelopor dokumentasi film Indonesia itu. Dan pesan singkat tersebut menjadi pesan terakhir Misbach.
"Saya belum sempat nengok. Dia baru ngasih kabar kalau sakit itu baru sekira empat atau lima hari lalu. Dan itu masih balas SMS. Saya bilang, 'Bang Haji, ketikannya akhirnya selesai nih, sudah kita email'. Dia bilang saya lagi dirawat di rumah sakit, cuma memang ejaan tulisannya sudah enggak bener. Dia itu enggak pernah ngomong kalau sakit," kata Rizal saat berbincang dengan okezone lewat sambungan telepon, Rabu (11/4/2012).
Lebih lanjut, Rizal bercerita, bahwa dia sudah lama tidak berjumpa dengan Misbach, meski sedang terlibat dalam pengerjaan buku milik almarhum. Komunikasi hanya sebatas email ataupun SMS. Suami Nani Widjaja ini sering mengungkapkan, agar bukunya segera dirampungkan karena dia takut keburu meninggal.
"Saya ketemu sudah lama, karena biasanya kita komunikasi via email atau di SMS ngomongin buku," ungkapnya.
"Di SMS dia itu suka bilang 'Cepatan diterbitin bukunya, keburu saya meninggal'. Tapi dari buku otobiagrafi pertamanya memang dia suka bergurau seperti itu. Enggak tahunya sekarang dia benaran sudah enggak ada (meninggal dunia)," kenangnya.
Misbach adalah orang yang banyak mengambil peranan penting di dunia film Tanah Air. Menurut Rizal, almarhum memang sosok yang humoris semasa hidupnya.
"Beliau itu orangnya lucu, ceria, menyenangkan, spontan dan religius," jelasnya.
"Bagi saya Pak Misbach itu tidak hanya ensiklopedi film tapi dia lebih dari itu, dia itu saksi sekaligus pelaku film. Setelah kepergian dia, orang yang artikulasinya kuat dan tajam tentang film, saya pikir menemukan yang seperti dia itu sudah sulit," tutupnya.
(ega)