Uniknya, bagi keluarga, justru benda-benda yang dianggap “tak layak” itu adalah bagian paling otentik dari jiwa sang aktor. Karina mengatakan, barang-barang tersebut akan disimpan dan diabadikan, bukan untuk dipamerkan sebagai harta, melainkan sebagai warisan nilai.
"Kalau barang mahal yang branded bisa dibeli di mana saja. Tapi kalau ini dia mencarinya susah. Jadi rencana akan kita simpan, akan kita abadikan,” lanjut Karina.
Tak hanya akan dijadikan koleksi pribadi, sebagian benda tersebut bahkan direncanakan tetap dihidupkan dalam karya seni keluarga. Barang-barang milik mendiang rencananya akan dimuseumkan dan akan dipinjamkan jika dibutuhkan untuk kepentingan pentas atau pertunjukan.
"Karena kebetulan kita berada di panggung seni, terkadang properti yang dia beli itu bisa dipakai untuk pentas, untuk pertunjukan. Jadi dijadikan properti,” ungkapnya.
Sementara itu, putra bungsu almarhum, Quentin juga punya caranya sendiri dalam mengenang sosok sang ayah. Ia memilih memakai sandal milik Epy Kusnandar dan menjaga pulpen kesayangan sang ayah yang digunakan dalam film Qorin 2.