JAKARTA - Nama Teuku Edwin atau yang akrab disapa Edwin Super Bejo rasanya sudah tak asing lagi bagi generasi 90an. Namun, harus diakui, sosok Edwin mungkin belum dikenal secara luas bagi kalangan Gen Z.
Lama tak muncul, Edwin langsung mengungkap pengalamannya mengalami gangguan mental bernama Post Power Syndrome. Dia mengaku kalau kondisi mentalnya itu menjadi salah satu faktor kariernya di industri hiburan Tanah Air hancur.
Di puncak popularitasnya, Edwin dan sang sahabat, Jodhy, sempat menjadi duo presenter top langganan acara-acara televisi swasta.
Seiring waktu, ketenarannya mulai pudar lantaran sepi job sehingga membuatnya merasa gagal bersaing dengan artis-artis pendatang baru.
"Zaman ini gue akui gue kalah karena tidak bersosmed di awal, sehingga ibaratnya tuh kayak volume dikecilkan pelan-pelan sampai suara gue nggak ada," jelas Edwin Super Bejo dikutip dari kanal YouTube Melaney RicardoJumat (27/6/2025).
Perlahan tapi pasti, Edwin mulai mengalami kekhawatiran berlebih jika suatu hari dirinya tak laku lagi di industri hiburan.
Sampai pada akhirnya, ia benar-benar menyadari kalau dirinya mengalami post power syndrome.
"Gue ngalamin ternyata 'oh dulu itu gue terkena post power syndrome yang membuat gue jadi hancur, down' gara-gara itu, gue sampai menghukum diri gue sendiri," ucap Edwin.
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, post power syndrome merupakan gejala kejiwaan seseorang yang hendak menanggalkan kekuasaan atau jabatan yang diembannya sekian lama, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri. Dapat juga diartikan orang-orang yang tidak bisa menerima perubahan yang terjadi.
"Gue lupa waktu gue mau memulai karier, bahwa kita ini kalau mau menjadi seseorang yang lebih baik dari orang lain, kita harus sadar, kenalan sama diri sendiri 'halo Edwin, gue Edwin' lo bagaimana sehingga bisa menempatkan diri di berbagai keadaan yang terbaik," jelasnya.
Edwin mengaku saat ini dirinya mulai berdamai dengan keadaan dan berusaha ikhlas menerima kehidupannya yang sekarang.
(kha)